Selasa 02 Feb 2021 00:05 WIB

Kutuk Kudeta di Myanmar, PM Inggris: Hormati Suara Rakyat

Presiden dan sejumlah pejabat pemerintaha sipil ditahan oleh militer.

Rep: Kamran Dikarma/ Red: Teguh Firmansyah
Perdana Menteri Inggris Boris Johnson,
Foto: AP/Tolga Akmen/AFP Pool
Perdana Menteri Inggris Boris Johnson,

REPUBLIKA.CO.ID, LONDON -- Perdana Menteri Inggris Boris Johnson mengutuk kudeta militer di Myanmar pada Senin (1/2). Dia menyerukan agar suara rakyat Myanmar dihormati.

"Saya mengutuk kudeta dan pemenjaraan ilegal terhadap warga sipil, termasuk Aung San Suu Kyi, di Myanmar. Suara rakyat harus dihormati dan para pemimpin sipil dibebaskan," kata Johnson melalui akun Twitter pribadinya.

Baca Juga

Suu Kyi selaku penasihat negara dan pemimpin Partai Liga Nasional untuk Demokrasi (NLD) ditangkap militer Myanmar pada Senin dini hari. Presiden Myanmar Win Myint dan beberapa pejabat senior lainnya turut ditahan.

Penangkapan dilakukan sebelum dimulainya sesi pertama parlemen baru. NLD diketahui memenangkan pemilu yang diselenggarakan pada November tahun lalu. Ia memperoleh 396 dari 476 kursi parlemen yang tersedia.

Namun militer menuduh terdapat kecurangan dalam pemilu, seperti banyaknya pemilih ganda pada daftar pemungutan suara di sejumlah distrik. Kendati demikian, komisi pemilu Myanmar membantah tuduhan tersebut.

Baca juga : Margareta, Mualaf yang Berislam dengan Dukungan Keluarga

Saat ini militer Myanmar sudah mengumumkan keadaan darurat yang bakal berlangsung selama satu tahun. Sepanjang periode itu, militer akan mengontrol jalannya pemerintahan.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement