Senin 01 Feb 2021 17:42 WIB

Kemenag: Kelompok Hijrah Berangkat dari Cinta Terhadap Agama

Kontestasi pemaknaan agama memang akan terus terjadi

Rep: Fuji Eka Permana/ Red: A.Syalaby Ichsan
Ilustrasi Hijrah
Foto: Mgrol120
Ilustrasi Hijrah

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Fenomena kelompok hijrah diapresiasi karena punya sisi positif dari konten dakwah yang diusungnya. Direktur Jenderal (Dirjen) Bimbingan Masyarakat (Bimas) Islam Kementerian Agama (Kemenag), Kamaruddin Amin menjelaskan, kelompok ini  berangkat dari kecintaan terhadap agama. 

"Tetapi setidaknya ini (kelompok hijrah) berangkat dari sebuah kecintaan terhadap agama mereka, juga upaya untuk menanamkan kecintaan terhadap agama, jadi menanamkan militansi religius, jadi menurut saya ini sesuatu yang patut diapresiasi juga," ujar dia saat peluncuran hasil penelitian Tren Keberagamaan Gerakan Hijrah Kontemporer secara virtual oleh Pusat Pengkajian Islam dan Masyarakat (PPIM) Universitas Islam Negeri (UIN) Jakarta, Senin (1/2). 

photo
Direktur Jenderal Pendidikan Islam (Dirjen Pendis) Kemenag, Kamaruddin Amin - (Republika TV/Havid Al Vizki)

Kamaruddin mengatakan, kelompok-kelompok hijrah dan semua kelompok punya tujuan yang sama. Dia menjelaskan, mereka ingin memaknai agamanya dan ingin mengamalkan agamanya. Mereka pun ingin menerjemahkan agamanya dalam kehidupan kesehariannya.

Lebih jauh, Kamaruddin menjelaskan, kelompok ini bahkan telah merebut secara parsial otoritas keagamaan di ruang publik.  Dia menganggap wajar hal tersebut mengingat kontestasi pemaknaan agama memang akan terus terjadi. Fenomena ini ada sejak masa awal Islam sampai sekarang dan seterusnya. Artinya kontestasi pemaknaan agama pasti akan terus terjadi dengan menempuh cara yang berbeda-beda tergantung konteksnya.Ia melihat gerakan hijrah ini sebagai salah satu bentuk pemaknaan atau interpretasi terhadap agama yang coba dipahami oleh teman-teman kelompok hijrah. 

Ia menegaskan, yang tidak kalah pentingnya semua harus saling memahami argumentasi dan memahami substansi pemikiran tiap kelompok yang berkontestasi. Kemudian harus mencoba untuk melihat dari perspektif kehidupan kebangsaan dan kehidupan keagamaan sehingga bisa saling menghargai satu dengan lainnya.

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement