Senin 01 Feb 2021 11:38 WIB

BPS: Inflasi Januari 0,26 Persen, Dampak Covid Masih Terasa

Dibanding inflais 2020, inflasi tersebut sangat rendah karena tahun lalu 2,68 persen

Rep: Dedy Darmawan Nasution / Red: Hiru Muhammad
Pekerja membuat tahu di Semanan, Jakarta, Kamis (7/1/2021). Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat produk olahan dari kedelai yaitu tahu dan tempe mengalami inflasi pada Desember 2020 menyusul kenaikan harga kedelai di pasar global, yaitu sebesar 0,06 persen untuk tahu mentah dan 0,05 persen untuk tempe.
Foto: Antara/Fauzan
Pekerja membuat tahu di Semanan, Jakarta, Kamis (7/1/2021). Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat produk olahan dari kedelai yaitu tahu dan tempe mengalami inflasi pada Desember 2020 menyusul kenaikan harga kedelai di pasar global, yaitu sebesar 0,06 persen untuk tahu mentah dan 0,05 persen untuk tempe.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA--Badan Pusat Statistik (BPS) melaporkan laju inflasi pada bulan pertama 2021 sebesar 0,26 persen. Angka inflasi tersebut lebih rendah dibandingkan Januari 2020 yang sebesar 0,39 persen maupun Desember 2020 yang mencapai 0,45 persen.

Kepala BPS, Suhariyanto, mengatakan, dengan angka tersebut, angka inflasi secara tahunan (year on year/yoy) sebesar 1,55 persen. Dibandingkan inflasi yoy 2020, inflasi tersebut sangat rendah karena tahun lalu mencapai 2,68 persen. Begitu pula jika dibanding inflasi yoy Desember 2020 yang 1,68 persen.

Lebih lanjut, dari 90 kota indeks harga konsumen (IHK), sebanyak 75 kota mengalami inflasi. Sisanya, sebanyak 15 kota mengalami deflasi. Inflasi tertinggi terjadi di Kabupaten Mamuju, Sulawesi Barat sebesar 1,43 persen adapun deflasi tertinggi terdapat di Kota Baubau, Sulawesi Tenggara -0,92 persen.

"Memasuki Januari 2021, dampak Covid-19 masih membayangi perekonomian di berbagai negara termasuk Indonesia. Mobilitas berkurang, roda ekonomi melambat, dan berpengaruh ke pendapatan serta lemahnya permintaan," kata Suhariyanto dalam video conference, Senin (1/2).

Ia mengatakan, dari 11 kelompok pengeluaran sebanyak 10 kelompok masih mengalami inflasi. Hanya satu kelompok, yakni transportasi yang mengalami deflasi karena rendahnya harga-harga dalam sektor transportasi.'

Seperti harga tiket pesawat yang turun sehingga memberikan andil deflasi 0,06 persen. Itu terjadi karena masa libur akhir tahun yang sudah berakhir.

Adapun untuk kelompok paling dominan memicu inflasi yakni kelompok makanan, minuman, dan tembakau. Kelompok ini mengalami inflasi 0,81 persen dan memberikan andil inflasi 0,21 persen. Komoditas yang dominan menyumbang inflasi yakni cabai rawit 0,08 persen, ikan segar 0,04 persen, tempe 0,03 persen dan tahu mentah 0,02 persen.

 

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement