Senin 01 Feb 2021 09:14 WIB

Susul Tesla, Ford Siap Produksi Mustang Mach-E di China

China pasar mobil terbesar di dunia, lebih dari 20 juta kendaraan terjual tiap tahun

Rep: idealisa masyrafina/ Red: Hiru Muhammad
Ford Mustang Mach-E kini memiliki jarak tempuh yang lebih panjang dengan waktu pengisiann daya yang lebih singkat.
Foto: Ford
Ford Mustang Mach-E kini memiliki jarak tempuh yang lebih panjang dengan waktu pengisiann daya yang lebih singkat.

REPUBLIKA.CO.ID, SHANGHAI--Ford akan mulai membangun mobil Mustang ikoniknya di China untuk pertama kalinya. Produsen mobil AS itu mengatakan Mustang Mach-E-nya akan mulai diproduksi di sana akhir tahun ini karena tampaknya akan memasuki pasar kendaraan listrik (EV) China.

Awal bulan ini, Tesla mulai mengirimkan Model Y ke pelanggan China dari pabrik Shanghai. Merek-merek Barat secara agresif menargetkan China, di mana penjualan EV diperkirakan akan tumbuh dengan kuat.

Volkswagen mengatakan akan segera mulai mengirimkan kendaraan yang diproduksi di dua pabrik China yang baru dibangun untuk mobil listrik. Dilansir di BBC, Jumat akhir pekan lalu, disebutkan China adalah pasar mobil terbesar di dunia dengan lebih dari 20 juta kendaraan terjual setiap tahun.

Sebelumnya, Daimler Jerman membukukan hasil perusahaan yang kuat untuk tahun 2020, didukung pemulihan yang kuat di pasar mobil global yang dipimpin oleh China. Bos Daimler, Ola Källenius, memuji rebound perusahaan di China sebagai terlalu bagus untuk menjadi kenyataan.

Ford juga berharap untuk memanfaatkan pemulihan ekonomi China dan dorongan pemerintah China untuk lebih banyak mobil listrik di jalan-jalannya. Mustang bertenaga listrik baru adalah mobil sport utility vehicle (SUV), dilihat sebagai peluang untuk membalikkan penjualan yang lesu selama bertahun-tahun di China dan terhubung dengan pelanggan dengan memproduksinya secara lokal.

Mobil sport Mustang sejauh ini hanya tersedia di China sebagai barang impor yang mahal. Ford meluncurkan kendaraan Lincoln pertama buatan China pada Maret tahun lalu, tetapi merek tersebut tetap menjadi pemain kecil di pasar China dibandingkan dengan pesaing premiumnya.

Pada 2019, mereka meluncurkan "Ford China 2.0", sebuah strategi yang menjanjikan lebih banyak produk yang disesuaikan dengan selera lokal. Pada hari Kamis (27/1), produsen mobil listrik yang berbasis di California, Faraday Future, diberi suntikan dana besar dari pembuat mobil China Geely dan sekelompok perusahaan milik negara.

Faraday Future (FF) didirikan taipan China yang gagal, Jia Yueting dan disebut-sebut sebagai Tesla berikutnya. Sekitar 30 investor institusional dari China, AS dan Eropa menginvestasikan 1 miliar dolar AS pada pembuat mobil tersebut, dengan rencana untuk mencatatkan sahamnya secara publik.Usaha ini akan mendanai produksi FF91, mobil listrik mewah yang pertama kali diluncurkan pada 2017.

Pendiri Jia Yueting mengajukan pailit pribadi pada 2019 dan mengundurkan diri sebagai kepala eksekutif Faraday, diambil dari nama ilmuwan Inggris Michael Faraday, yang menemukan elektromagnetisme.

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement