Senin 01 Feb 2021 06:06 WIB

Ramalan Waraqah bin Naufal tentang Nabi Muhammad

Waraqah bin Naufal memberi ramalan tentang Nabi Muhammad.

Rep: Imas Damayanti/ Red: Muhammad Hafil
Ramalan Waraqah bin Naufal tentang Nabi Muhammad. Foto: Rasulullah SAW. Ilustrasi
Foto: Republika/Kurnia Fakhrini
Ramalan Waraqah bin Naufal tentang Nabi Muhammad. Foto: Rasulullah SAW. Ilustrasi

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA – Ketika Nabi Muhammad SAW pertama kali menerima wahyu melalui malaikat Jibril di gua Hira, beliau mengalami guncangan fisik yang luar biasa. Tubuh Nabi menggigil, dan beliau merasa takut, yang kemudian ditenangkan oleh Sayyidah Khadijah. Atas fenomena ini, Rasulullah dibawa kepada Waraqah bin Naufal.

Waraqah bin Naufal sendiri merupakan paman dari Sayyidah Khadijah. Pakar Ilmu Tafsir Prof Quraish Shihab dalam buku Membaca Sirah Nabi Muhammad SAW menjelaskan, ketika Sayyidah Khadijah mengajak Nabi bertemu dengan pamannya, Waraqah kala itu telah berlanjut usia.

Baca Juga

Waraqah pun dikenal sebagai seorang penganut agama Nasrani dan dikenal sebagai tokoh dalam masyarakatnya. Maka di sana, Nabi diminta Waraqah bin Naufal untuk menceritakan pengalamannya menerima wahyu pertama, Waraqah pun mendengarkannya dengan tekun. Nabi pun menceritakannya.

Usai mendengarkan Nabi, Waraqah bin Naufal berkata: “Walladzi nafsi biyadih innaka lanabiyyun hadzihi-ummati walaqad jaa-aka anaamusul-akbaru alladzi jaa-a Musa wa inna qaumaka sayukadzzibunaka wa yu’dzunaka wa yukhrijunaka wa yuqaatilunaka,”.

Yang artinya: “Demi Tuhan yang jiwaku berada dalam genggaman-Nya. Sungguh Engkau adalah Nabi umat ini. Telah datang kepadamu An-Namus (wayhu/malaikat Jibril) yang pernah datang kepada Nabi Musa. Sungguh kaummu akan mendustakanmu, mengganggumu, mengusirmu, dan memerangimu,”.

Kemudian, Rasulullah bertanya: “Am mukhrijiyya hum?”. Yang artinya: “Apakah mereka akan mengusirku?”. Waraqah menjawab: “Na’am. Lam ya’ti rajulun qatthu bimitsli maa ji’ta bihi illa aadahu an-naasu wa haarabuhu wa in adrakat dzalikal-yauma wa thaalat bil-hayatu nashartuka nashran qawiyyan,”.

Yang artinya: “Ya. Tidak seorang pun yang datang membawa serupa dengan yang engkau bawa, kecuali dimusuhi dan diperangi orang. Kalau aku mencapai masa itu, usiaku panjang, niscaya aku akan membelamu dengan pembelaan yang kuat,”.

Dan apa yang dikatakan oleh Waraqah bin Naufal tentang kenabian Rasulullah benar adanya. Nabi sendiri pun mengalami sejumlah halangan dan rintangan dalam dakwah yang begitu berat sehingga beliau harus berpindah/hijrah dari Makkah menuju Madinah.

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement