Ahad 31 Jan 2021 05:48 WIB

Iran Wajibkan Wisatawan Eropa Karantina Mandiri

Wisatawan dari Eropa wajib melakukan karantina mandiri selama dua pekan.

Rep: Lintar Satria/ Red: Esthi Maharani
Pria berjalan dengan latar mural bendera Iran.
Foto: EPA
Pria berjalan dengan latar mural bendera Iran.

REPUBLIKA.CO.ID, TEHERAN -- Stasiun televisi Iran melaporkan, juru bicara gugus tugas Covid-19 Alireza Raisi mengatakan, wisatawan dari Eropa wajib melakukan karantina mandiri selama dua pekan walaupun dinyatakan negatif saat tiba di Iran. Sementara, wisatawan dari kawasan lain harus dinyatakan negatif saat sebelum tiba di Iran.

Sabtu (30/1) Raisi mengatakan, wisatawan dari Eropa harus menyerahkan bukti hasil tes Covid-19 mereka negatif. Lalu di tes lagi dan akan menjalani karantina mandiri walaupun tes mereka negatif. Sebelumnya orang yang datang dari Eropa hanya diwajibkan tes Covid-19 mereka negatif.

Ia tidak mengatakan kapan tepatnya kebijakan baru ini mulai diberlakukan. Raisi yang mengatakan, 'mulai dari sekarang'. Sementara, pihak berwenang kesehatan Iran mengatakan vaksin dalam negeri, Barekat, terbukti efektif melindungi orang dari virus korona varian baru yang pertama kali ditemukan di Inggris.  

"Uji coba yang dilakukan pada plasma darah pada tiga sukarelawan 'CovIran Barekat ternetralisasi sepenuhnya dari virus korona yang bermutasi," kata kepala tim produsen vaksin Barekat, Hassan Jalili, pada stasiun televisi Iran.

Pada bulan lalu, Iran menggelar uji coba vaksin dalam negeri pertama mereka pada manusia. Menurut pemerintah, vaksin tersebut dapat membantu Iran mengatasi pandemi walaupun negara itu terhalang oleh sanksi-sanksi Amerika Serikat.

Tampaknya, Iran juga sudah menyetujui penggunaan vaksin Rusia, Sputnik V dan berencana mengimpor dan memproduksinya. Sejauh ini, Iran mencatat 1,4 juta kasus infeksi dan 57.800 kasus kematian terkait virus corona. Beberapa pekan terakhir terjadi penurunan kasus baru.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement