Sabtu 30 Jan 2021 23:04 WIB

Menteri KP Bicara Ancaman Kepunahan Potensi Kelautan

Ancaman ini dapat timbul karena faktor internal maupun eksternal.

Menteri Kelautan dan Perikanan Sakti Wahyu Trenggono pada hari pertama kerja di kantor KKP usai dilantik, di Jakarta, beberapa waktu lalu.
Foto: dok. KKP
Menteri Kelautan dan Perikanan Sakti Wahyu Trenggono pada hari pertama kerja di kantor KKP usai dilantik, di Jakarta, beberapa waktu lalu.

REPUBLIKA.CO.ID, MAKASSAR -- Menteri Kelautan dan Perikanan (KP) Sakti Wahyu Trenggono membeberkan upaya antisipasi ancaman kepunahan potensi kelautan di perairan Indonesia. Dia mengatakan, ancaman ini dapat timbul karena faktor internal maupun eksternal.

"KKP (Kementerian Kelautan dan Perikanan) memiliki tiga program yang bermuara pada keberlanjutan sumber daya laut dan perikanan nasional," kata dia dalam orasi ilmiah Dies Natalis ke-25 Fakultas Ilmu Kelautan dan Perikanan (FIKP) Unhas secara virtual, Sabtu (30/1).

Tiga program tersebut, lanjut Sakti, adalah peningkatan Penerimaan Negara Bukan Pajak (PNBP) dari sumber daya perikanan tangkap, perikanan budidaya untuk kesejahteraan, dan pengembangan kampung budidaya untuk pemulihan ekonomi masyarakat dan penyerapan tenaga kerja.

Untuk mewujudkan berbagai program tersebut, Menteri Sakti mengatakan, peranan riset sangat penting, serta memaksimalkan penerapan teknologi untuk meningkatkan kualitas produksi perikanan dan menjaga lingkungan tetap lestari. Pada kesempatan itu, ia juga mengharapkan peran aktif sivitas akademika untuk bersama-sama membangun perikanan dan kelautan Indonesia.

"Dengan memberikan masukan serta melakukan monitoring dan evaluasi terhadap perumusan kebijakan yang mampu memberdayakan masyarakat," kata Menteri Sakti.

FIKP Unhas, dalam pandangan Menteri Sakti, ikut bertanggung jawab dalam membentuk sumber daya manusia bidang kelautan dan perikanan yang kompeten dan berdaya saing. Hal ini merupakan modal awal dalam memajukan bangsa dan negara.

Indonesia adalah negara kepulauan terbesar di dunia, dengan potensi laut dan perikanan yang seharusnya mampu menjadi modal untuk mewujudkan cita-cita poros maritim dunia. Indonesia memiliki hak untuk melakukan upaya pertahanan dan keamanan di sektor maritim.

Selain itu, Indonesia memiliki potensi keragaman hayati sebagai negara mega-biodiversitas, dengan potensi mencapai 12,54 juta ton per tahun. Indonesia, lanjut Sakti, juga memiliki potensi atas hak nonhayati melalui pariwisata bahari. Wilayah laut Indonesia juga memiliki potensi energi terbarukan dan energi fosil dengan cekungan minyak dan gas mencapai lebih sembilan miliar barel.

"Singkat kata, dalam sudut pandang kehidupan berbangsa dan bernegara, laut Indonesia adalah aset atau kapital untuk pertahanan, meningkatkan pendapatan negara dan kemakmuran masyarakatnya," kata Sakti.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement