Sabtu 30 Jan 2021 16:40 WIB

Sulit Capai Target Vaksin 80 persen, Pandemi Belum Berakhir

Sangat sulit mencapai target vaksin 80 persen, dan epidemi belum tentu berakhir'

Vaksin Covid-19
Foto: Anadolu Agency
Vaksin Covid-19

IHRAM.CO.ID, JAKARTA -- Para epidemiolog meragukan program vaksinasi di Amerika Serikat (AS) dan Indonesia dapat mencapai 80 persen dari jumlah penduduk yang layak divaksin pada tahun ini, demikian rangkuman wawancara Anadolu Agency, pada Jumat.

Ahli epidemi yang juga asisten profesor Universitas North Carolina, AS, Juhaeri Mukhtar mengatakan sulit bagi AS untuk mencapai target cakupan vaksin sebesar 80 persen di AS.

Menurut epidemiolog yang kini tinggal di AS dan bekerja di perusahaan farmasi Sanofi sebagai Vice President and Head, Global Safety Sciences, masih banyak kendala dalam program vaksinasi Covid-19 di negara adidaya itu.

Salah satunya AS menghadapi kendala distribusi. Sebab vaksin yang digunakan adalah Pfizer dan Moderna yang membutuhkan distribusi khusus.

Pada beberapa bulan mendatang AS juga akan menggunakan vaksin AstraZaneca sebagai tambahan yang juga tidak mudah dalam distribusi, kata Juhaeri.

"Selain itu tidak semua masyarakat AS dapat menerima vaksin, sama seperti di Indonesia," kata Juhaeri, yang mengatakan pendapatnya sebagai pendapat pribadi, ketika dihubungi Anadolu Agency, pada Jumat (29/1).

Menurut Juhaeri, sejauh ini dia menilai AS gagal mencapai target vaksin 80 persen pada tahun ini. "Selain faktor distribusi, kedua karena sistem administrasinya saya lihat masih semraut. Contohnya saya sudah pesan tapi sampai sekarang tidak dipanggil," kata Juhaeri.

Sebelumnya pada Desember lalu, Anthony Fauci, Direktur the National Institute of Allergy and Infectious Diseases AS mengatakan dalam sebuah seminar online di Universitas Harvard, jika vaksinasi di AS mencapai 75 atau 80 persen dari penduduk, maka pada akhir tahun 2021 AS akan kembali ke kondisi normal seperti sebelum pandemi.

"Jika kita secara efisien dapat melakukan vaksinasi kepada 80 persen penduduk AS pada kuartal kedua 2021, maka kuartal berikutnya akan terjadi kekebalan komunitas, dan kita mungkin mendekati kondisi normal yang mendekati kondisi sebelum pandemi," kata Fauci, seperti dimuat dalam situs news.harvard.edu, pada 10 Desember 2020.

Namun jika vaksinasi di AS mencapai tingkat yang lebih rendah, sekitar 40 atau 50 persen dari penduduk, kata Fauci, "Amerika Serikat akan membutuhkan waktu lama untuk mencapai kekebalan komunitas.

Amerika Serikat adalah negara dengan perekonomian terbesar di dunia saat ini, dan salah satu mitra dagang utama Indonesia. Sehingga pemulihan epidemi di AS maupun kegagalannya akan berpengaruh kepada negara lain, termasuk Indonesia.

Juhaeri menegaskan, target 75 atau 80 persen tersebut merupakan target vaksinasi dari suatu strain Covid-19. Sementara saat ini dia meyakini telah terjadi strain baru, seperti ditemukan di Inggris dan Afrika Selatan.

"Inggris memiliki teknologi canggih dan terus menerus menguji strain yang ada, sehingga diketahui. Negara lain yang tidak secanggih Inggris, tidak tahu apakah sudah ada strain baru atau tidak, termasuk di Amerika," kata Juhaeri.

Faktor lainnya, target 80 persen tersebut masih relatif karena imunitas tubuh penerima vaksin dapat turun dalam kurun waktu tertentu, meski telah mendapatkan dua suntikan vaksin.

"Setelah dapat dua dosis vaksin, berapa lama akan bertahan, sampai sekarang belum bisa diketahui pasti," tambah Juhaeri.

Indonesia sulit mencapai 80 persen

Begitu pun dengan Indonesia, menurut Juhaeri, sulit mencapai target vaksinasi 80 persen pada tahun ini agar terjadi kekebalan komunitas.

"Saya kira belum. Tidak mudah mencapai 80 persen, apalagi saat ini masyarakat yang tidak mau divaksin tidak kecil," terang Juhaeri.

Meski Indonesia menggunakan vaksin Sinovac yang relatif mudah dalam pendistribusiannya, Juhaeri masih meragukan vaksin tersebut dapat menjangkau daerah-daerah di Indonesia dengan mudah.

Hingga tahun depan, Juhaeri bahkan meragukan vaksin di Indonesia dapat menjangkau 80 persen penduduk Indonesia.

"Jika pemerintah menempuh pendekatan hukum agar orang mau divaksin, saya kira itu kebijakan yang tidak tepat, justru nanti malah negatif hasilnya," kata dia.

Epidemiolog dari Universitas Indonesia, Pandu Riono, juga meragunakan Indonesia dapat mencapai target vaksin sebesar 80 persen dari jumlah penduduk yang layak divaksin.

"Kecil sekali kemungkinannya tercapai," kata Pandu kepada Anadolu Agency, Jumat.

Pandu memperkirakan, cakupan vaksinasi sebesar 80 persen di Indonesia akan tercapai dalam waktu lebih lama dari tahun 2023.

Selain itu, Pandu meragukan jika cakupan vaksin telah mencapai 80 persen, epidemi akan segera berakhir. "Belum tentu, kemungkinan besar tidak langsung berakhir," kata dia.

Pemerintah Indonesia menargetkan dapat menjangkau target vaksin dalam kurun 12 bulan atau hingga Desember 2021, dengan jumlah sebanyak 181,5 juta orang.

Sebelumnya program vaksinasi sedianya ditargetkan akan berjalan selama 15 bulan mulai pekan kedua Januari 2021.

Target tersebut disampaikan presiden kepada Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin dalam Rapat Terbatas Penanganan Pandemi Covid-19 dan Pelaksanaan Vaksinasi di Istana Negara, awal Januari lalu.

“Di ratas tadi presiden memberikan tantangan apakah bisa dipercepat sehingga bisa diselesaikan dalam 12 bulan. Kami akan berusaha keras dan butuh dukungan teman-teman dalam hal ini,” kata Budi dalam konferensi pers virtual, Rabu.

Presiden Jokowi mengatakan Indonesia telah mengamankan 329,5 juta dosis vaksin dari Sinovac, Novavax, AstraZeneca, Pfizer, dan Covax Facility.

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement