Ahad 31 Jan 2021 08:07 WIB

Kisah Ponpes Darul Ma’arif, Cetak Santri Unggulan

Ponpes Darul Ma’arif, Cetak Santri Unggul Ala Ahlussunnah Waljama’ah

Rep: lilis sri handayani/ Red: Muhammad Subarkah
Para santri Pondok Pesantren (Ponpes) Darul Ma’arif berdiri megah di Desa Kaplongan Lor, Kecamatan Karangampel, Kabupaten Indramayu.
Foto: Lilis sri handyani
Para santri Pondok Pesantren (Ponpes) Darul Ma’arif berdiri megah di Desa Kaplongan Lor, Kecamatan Karangampel, Kabupaten Indramayu.

REPUBLIKA.CO.ID, -- Pondok Pesantren (Ponpes) Darul Ma’arif berdiri megah di Desa Kaplongan Lor, Kecamatan Karangampel, Kabupaten Indramayu. Nuansa hijau terlihat jelas dari bangunan pesantren yang terletak di pinggir ruas jalan penghubung Kabupaten Indramayu – Kabupaten Cirebon itu.

Didirikan oleh Yayasan Darul Ma’arif pada 2008, ponpes tersebut kini berkembang pesat menjadi salah satu pesantren salafi modern yang unggul di Kabupaten Indramayu. Tercatat ada 1.043 santri yang tinggal di asrama ponpes itu.
 
Ponpes Darul Ma’arif berdiri dikarenakan berkembangnya pendidikan di bawah naungan Yayasan Darul Ma’arif, mulai dari TK, SD, SMP, SMA, SMK hingga Sekolah Tinggi Ilmu Kependidikan. Perkembangan yang sangat pesat mengakibatkan bertambahnya jumlah siswa. Untuk saat ini, jumlah total siswa dari seluruh tingkatan pendidikan itu mencapai 6.500 siswa.
 
Apalagi, banyak siswa yang menuntut ilmu di lingkungan pendidikan yang dikenal dengan nama ‘Kampus Hijau Kaplongan’ itu juga datang dari berbagai daerah di luar Kabupaten Indramayu. Karenanya, keberadaan asrama sebagai tempat tinggal para siswa dari luar daerah sangat dibutuhkan.
 
Selain itu, keberadaan ponpes juga dibutuhkan guna memfasilitasi siswa yang ingin memperdalam agama Islam secara intensif, khususnya ahlussunnah wal jama’ah.
 
‘’Namun, akibat keterbatasan asrama, maka para santri yang tinggal di asrama ponpes saat ini baru mulai dari tingkatan SD kelas 4, SMP dan SMA. Jumlahnya ada 1.043 santri,’’ terang Direktur Pondok Pesantern Darul Ma’arif, Ustadz BA Faisal Hasri, kepada Republika, Sabtu (30/1).
 
Untuk SMP dan SMA, dibagi menjadi dua. Yakni, SMP pesantren dan SMP reguler, serta SMA pesantren dan SMA reguler. Para siswa SMP dan SMA yang mondok di asrama itu kebanyakan berasal dari luar daerah.
 
Untuk siswa yang tidak mondok di asrama atau reguler, mereka hanya menjalani sekolah di lingkungan Kampus Hijau mulai pukul 07.00 WIB – 15.00 WIB.
 
 
 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement