Jumat 29 Jan 2021 21:55 WIB

Kapolri: Tidak Ada Agama yang Mengajarkan Terorisme

Kapolri akan mengunakan pendekatan moderasi untuk menindak radikalisme.

Rep: Muhyiddin/ Red: Agus raharjo
Sekretaris Umum PP Muhammadiyah Abdul Mu’ti (kanan),  Kapolri Jenderal Pol Listyo Sigit Prabowo (kiri) saat konferensi pers di Kantor PP Muhammadiyah, Jakarta, Jumat (29/1). Kapolri Jenderal Pol Listyo Sigit Prabowo menyambangi kantor PP Muhammadiyah dalam rangka silaturahmi usai dilantik sebagai Kepala Kepolisian Republik Indonesia pada Rabu (27/1). Republika/Thoudy Badai
Foto: Republika/Thoudy Badai
Sekretaris Umum PP Muhammadiyah Abdul Mu’ti (kanan), Kapolri Jenderal Pol Listyo Sigit Prabowo (kiri) saat konferensi pers di Kantor PP Muhammadiyah, Jakarta, Jumat (29/1). Kapolri Jenderal Pol Listyo Sigit Prabowo menyambangi kantor PP Muhammadiyah dalam rangka silaturahmi usai dilantik sebagai Kepala Kepolisian Republik Indonesia pada Rabu (27/1). Republika/Thoudy Badai

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kapolri Jenderal Pol Listyo Sigit Prabowo menegaskan tidak ada agama yang mengajarkan umatnya untuk menghalalkan aksi terorisme atau intoleran. Karena, menurut dia, semua agama mengajarkan kasih sayang.

"Tidak ada agama manapun yang mengajarkan mengenai hal-hal yang sifatnya seperti teroris intoleransi. Karena semua agama mengajari kasih sayang, khususnya muslim," tutur Sigit saat melakukan silaturahim ke Kantor PP Muhammadiyah, Jakarta Pusat, Jum'at (29/1).

Menurut dia, umat Islam misalnya telah diajarkan Islam rahmatan lil alamin. Karena itu, Sigit menegaskan, jika ada masyarakat yang bertindak radikal dan intoleran itu bukan dari ajaran agama.

"Kita semua diajarkan untuk memahami tentang rahmatan lil alamin itu sudah jelas kalau ada hal-hal yang seperti itu (radikal dan toleran), itu tentunya itu adalah ajaran yang tidak tahu dari mana dan kita harus hadapi," ujarnya.

Dia mengatakan, jika pun nantinya ada masyarakat yang  terpengaruh dengan ajaran-ajaran radikal, maka pihaknya akan melakukan pendekatan moderasi. Namun, jika sudah sampai melakukan tindak pidana pihaknya akan proses hukum.

"Kalau ada saudara-saudara kita yang tersesat dengan hal tersebut (radikal dan intoleran) dan makanya itu nanti saya sampaikan itu bagaimana kita mencegah dan memperbaiki dengan upaya moderasi dan itu sudah jelas dan kecuali itu sudah melakukan terlalu jauh dan melakukan tindak pidana itu kita akan proses," kata mantan Kabareskrim Polri ini.

Sementara itu, Sekretaris Umum PP Muhammadiyah Prof Abdul Mu'ti mendukung program-program yang akan dilakukan Kapolri. Terutama, terkait program moderasi. "Muhammadiyah mendukung program-program Pak Kapolri terutama bagian program yang berkaitan dengan moderasi. Moderasi itu adalah program yang akan beliau kembangkan bukan program deradikalisasi," ujar Mu'ti saat menerima kunjungan Kapolri di kantor Muhammadiyah.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement