Jumat 29 Jan 2021 17:33 WIB

Kemendag Bidik Pertumbuhan Ekspor Nonmigas 6,3 Persen

Indonesia akan terus didorong menjadi negara penghasil dan pengekspor barang industri

Rep: Iit Septyaningsih/ Red: Nidia Zuraya
Kapal Kargo pengangkut kontainer komiditi ekspor (ilustrasi)
Foto: sustainabilityninja.com
Kapal Kargo pengangkut kontainer komiditi ekspor (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kementerian Perdagangan (Kemendag) menargetkan, pertumbuhan ekspor nonmigas pada tahun ini mencapai 6,3 persen. Kemudian Produk Domestik Bruto (PDB) subsektor perdagangan besar dan eceran bukan mobil dan sepeda motor, ditargetkan tumbuh sebesar 4,8 persen. 

Menteri Perdagangan Muhammad Lutfi menyatakan, Indonesia akan terus didorong menjadi negara penghasil dan pengekspor barang industri serta industri berteknologi tinggi. Melalui transformasi tersebut negeri ini akan mendapatkan manfaat dari ekspor barang bernilai tambah dan tidak lagi sekadar mengekspor barang mentah dan barang setengah jadi.

Baca Juga

Ia menyebutkan, beberapa sektor yang konkret menunjukkan transformasi itu, di antaranya pada ekspor komoditas besi baja, kendaraan bermotor, dan perhiasan. Diharapkan, lewat transformasi ini target perdagangan 2021 yang ditetapkan dalam rencana strategis Kemendag dapat tercapai. 

“Sepuluh produk utama ekspor nonmigas Indonesia telah berkontribusi sebesar 59,8 persen terhadap kinerja ekspor nonmigas pada 2020. Di antara kesepuluh produk tersebut, ada tiga produk yang telah bertransformasi menjadi barang industri dan industri berteknologi tinggi, yaitu besi baja, kendaraan bermotor dan suku cadangnya, dan perhiasan. Kami berkomitmen terus mendorong transformasi ini,” tegas Lutfi dalam konferensi pers secara virtual pada Jumat (29/1).

Indonesia merupakan negara penghasil besi dan baja terbesar kedua di dunia setelah China. Bahkan, lebih dari 70 persen besi baja Indonesia diekspor ke China. 

Pada 2020, komoditas besi baja menempati urutan ketiga pada ekspor nonmigas Indonesia dengan kontribusi sebesar 7 persen atau senilai 10,85 miliar dolar AS. Pertumbuhan ekspor besi baja juga cukup signifikan mencapai 46,84 persen secara year on year (yoy).

“Capaian ini cukup membanggakan. Mengingat sebelumnya Indonesia merupakan negara pengimpor besi dan baja,” kata Lutfi.

Sementara, produk kendaraan bermotor dan suku cadangnya pada 2020 menempati urutan keenam pada ekspor nonmigas Indonesia, kontribusinya sebesar 4,3 persen atau senilai 6,6 miliar dolar AS. “Walaupun terjadi penurunan pada sektor otomotif akibat kondisi perekonomian global yang tengah lesu terimbas dampak Covid-19, potensi ekspor kendaraan bermotor dan suku cadangnya masih sangat besar,” tutur Mendag.

Komoditas perhiasan, lanjutnya, juga menjadi andalan ekspor Indonesia. Pada 2020, produk perhiasan menempati urutan kelima pada ekspor nonmigas Indonesia, kontribusinya sebesar 5,3 persen dengan nilai 8,2 miliar dolar AS. 

Hampir 80 persen produk perhiasan diekspor ke Singapura, Swiss, dan Jepang. Pertumbuhan  ekspornya mencapai 24,21 persen yoy

“Perhiasan menjadi sektor penting karena merupakan sektor padat karya yang melibatkan banyak pengrajin dan usaha kecil menengah (UKM). Ekspor perhiasan yang maju menunjukkan besarnya kreativitas pengrajin Indonesia, termasuk juga dalam hal pemasarannya,” jelas Lutfi.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement