Jumat 29 Jan 2021 17:03 WIB

Merapi Sudah 96 Kali Muntahkan Awan Panas Sepanjang Januari

Sejak 7 Januari gunung Merapi telah memuntahkan awan panas sebanyak 96 kali.

Rep: Wahyu Suryana/ Red: Yudha Manggala P Putra
Awan panas guguran Gunung Merapi terlihat dari Kaliurang, Sleman, DI Yogyakarta, Rabu (27/1/2021). Balai Penyelidikan dan Pengembangan Teknologi Kebencanaan Geologi (BPPTKG) menyatakan pada tanggal 27 Januari 2021 telah terjadi awan panas guguran di Gunung Merapi dengan jarak luncur maksimal 1200 meter ke arah hulu Sungai Krasak.
Foto: ANTARA/Hendra Nurdiyansyah
Awan panas guguran Gunung Merapi terlihat dari Kaliurang, Sleman, DI Yogyakarta, Rabu (27/1/2021). Balai Penyelidikan dan Pengembangan Teknologi Kebencanaan Geologi (BPPTKG) menyatakan pada tanggal 27 Januari 2021 telah terjadi awan panas guguran di Gunung Merapi dengan jarak luncur maksimal 1200 meter ke arah hulu Sungai Krasak.

REPUBLIKA.CO.ID, YOGYAKARTA -- Gunung Merapi memang sudah memasuki fase erupsi sejak 4 Januari 2021. Pengamatan Balai Penyelidikan dan Pengembangan Teknologi Kebencanaan Geologi, sudah 96 kali Gunung Merapi memuntahkan guguran awan panas.

Kepala BPPTKG, Hanik Humaida mengatakan, sejak 7 Januari sampai saat ini telah terjadi 96 kali awan panas. Aktivitas erupsi berupa guguran lava dan awan panas memiliki jarak luncur maksimal 3.000 meter dengan rata-rata 1.000 meter lebih.

Ia menerangkan, saat ini aktivitas seismik, deformasi dan gas menurun secara signifikan, kecuali guguran. Kegempaan internal 12 kali per hari, kemudian deformasi sudah berhenti dan gas CO2 saat ini 550 ppm dalam tren menurun.

Per 29 Januari 2021, distribusi probabilitas erupsi dominan ke arah erupsi efusif sebesar 43 persen. Potensi erupsi eksplosif dan kubah-dalam menurun signifikan, dan potensi daerah bahaya saat ini bergeser ke arah barat daya.

Potensi bahaya saat ini berupa guguran lava dan awan panas ada sektor Sungai Kuning, Boyong, Bedog, Krasak, Bebeng dan Putih sejauh lima kilometer. Lontaran material vulkanik bula terjadi eksplosif menjangkau tiga kilometer dari puncak.

"Daerah di luar potensi daerah bahaya saat ini kondusif untuk beraktivitas sehari-hari, diharapkan dapat berlangsung seterusnya" kata Hanik, Jumat (29/1).

Namun, ia mengingatkan, jika terjadi perkembangan erupsi yang mengarah ke daerah tersebut setidaknya masyarakat sudah memanfaatkan waktu yang ada dengan baik. Menurut Hanik, ini sudah sesuai konseup hidup harmoni bersama Merapi.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement