Jumat 29 Jan 2021 12:25 WIB

Bank Mandiri Tekan Rasio Kredit Macet Tiga Persen

Perseroan akan selektif memilih sektor-sektor yang mengalami pemulihan lebih cepat.

Rep: Novita Intan/ Red: Gita Amanda
Kinerja Mandiri. Direktur Utama Bank Mandiri Darmawan Junaidi (tengah) berbicara saat menyampaikan paparan kinerja Triwulan IV-2020 di Jakarta, Kamis (28/1). Bank Mandiri membukukan kinerja di tengah pandemi covid-19 pada akhir 2020, perseroan berhasil membukukan laba Rp 17.1 triliun yang dikontribusi oleh penyaluran kredit sebesar Rp892, 8 triliun dan mendorong kenaikan aset sebesar 8,4% menjadi Rp1.429 triliun. Foto: Tahta Aidilla/Republika.
Foto: Tahta Aidilla
Kinerja Mandiri. Direktur Utama Bank Mandiri Darmawan Junaidi (tengah) berbicara saat menyampaikan paparan kinerja Triwulan IV-2020 di Jakarta, Kamis (28/1). Bank Mandiri membukukan kinerja di tengah pandemi covid-19 pada akhir 2020, perseroan berhasil membukukan laba Rp 17.1 triliun yang dikontribusi oleh penyaluran kredit sebesar Rp892, 8 triliun dan mendorong kenaikan aset sebesar 8,4% menjadi Rp1.429 triliun. Foto: Tahta Aidilla/Republika.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- PT Bank Mandiri (Persero) Tbk berupaya menekan angka kredit bermasalah atau non performing loan (NPL) pada kisaran tiga persen sampai 3,5 persen. Nantinya perseroan akan selektif memilih sektor-sektor yang mengalami pemulihan lebih cepat pascapandemi Covid-19.

Direktur Keuangan & Strategi Bank Mandiri Sigit Prastowo mengatakan perseroan telah menyusun Rancangan Bisnis Bank (RBB) kinerja 2021. "Untuk target bank only kita akan proyeksikan pertumbuhan kredit single digit, fokus akan ditekankan pada kualitas dengan jaga NPL tiga persen sampai 3,5 persen dan akan ekspansi secara prudent ke targeted customer dan sektor potensial dan pemulihannya cepat karena covid,” ujarnya kepada wartawan Kamis (28/1) malam.

Baca Juga

Dari segi margin bunga bersih atau net interest margin (NIM) akan dijaga pada level 4,6 persen sampai 4,8 persen pada tahun ini. Perseroan menargetkan dapat menurunkan biaya dana atau cost of fund mendekati dua persen dari posisi akhir tahun lalu sebesar 2,53 persen.

"Ada beberapa strategi dilakukan BI untuk menurunkan suku bunga dan tren ini akan dilanjutkan dan diharapkan pada 2021 cost of fund akan terus turun lebih rendah dari 2020, mendekati dua persen pada akhir 2021," ucapnya.

Dari sisi pendanaan, Sigit menyebut bank menargetkan pertumbuhan dana pihak ketiga (DPK) kisaran enam persen sampai tujuh persen. Perseroan juga berencana untuk menjaga dana murah kisaran 68 persen sampai 69 persen dari total pendanaan.

"Upaya efisiensi operasional akan terus dilakukan. Operational expenditure ditargetkan single digit dan perbaikan struktural sehingga efisiensi bisa dijaga long term pada 2021," ucapnya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement