Kamis 28 Jan 2021 22:05 WIB

Menumbuhkan Semangat Ekspor Pertanian Sultra

Komoditas tanaman mete menjadi salah satu produk primadona

Seorang petani menyiram lahan pertaniannya. (ilustrasi)
Foto: Antara/Wahyu Putro A
Seorang petani menyiram lahan pertaniannya. (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, KENDARI -- Provinsi Sulawesi Tenggara yang terdiri dari 17 kabupaten kota sering dijuluki dengan sebutan Bumi Anoa. Saat ini dihuni sekitar 2,62 juta jiwa dengan wilayah terdiri atas daratan dan kepulauan, kemudian masih tergolong daerah agraris karena sebagian besar penduduknya berprofesi sebagai petani.

Sebagai daerah agraris, tidak heran kalau berbagai komoditas perkebunan dan pertanian unggulan tumbuh di seluruh provinsi yang berdiri sejak tahun 1964.

Komoditas tanaman mete menjadi salah satu produk primadona di daerah itu, sehingga olahan biji mete yang disebut kacang mete menjadi oleh-oleh atau buah tangan terpopuler bagi setiap tamu luar Sultra yang berkunjung di daerah itu.

Tanaman mete tumbuh tersebar di 17 kabupaten kota di Sultra, bahkan menjadi tanaman penopang ekonomi warga yang berprofesi petani di daerah yang juga dikenal sebagai penghasil tambang nikel terbesar di Indonesia tersebut.

Sederet tanaman perkebunan lainnya juga menjadi komoditi unggulan di daerah itu, seperti tanaman kakao, pala, cengkih, padi, jagung, lada, kedelai, kelapa, nilam, kemiri dan kelapa sawit.

Seluruh komoditas tersebut memiliki kecocokan dengan tanah di Sultra, sehingga komoditas itu bisa dengan mudah ditemukan tumbuh di 17 kabupaten kota.

Menurut Kepala Balai Karantina Kendari, Prayitno Ginting, selama 2020 ada 12 komoditas tanaman perkebunan unggulan Sultra yang memiliki potensi ekspor atau menembus pasar internasional yakni minyak nilam, kelapa bulat, kopra, tepung kelapa, kemiri, cengkeh, kakao biji, biji mete, beras, jagung dan lada biji.

Potensi ekspor untuk 12 komoditas unggulan Sultra tersebut pada tahun 2020 totalnya mencapai 183.294 ton. Yang terbesar adalah Jagung sebanyak 60.320 ton, beras 31.991 ton, kopra 28.329 ton, mete biji 15.618 ton.

Selanjutnya, lada biji, 4.821 ton, cengkeh 7.707 ton, kakao biji 11.986 ton, kemiri 1.881 ton, kelapa bulat 12.989 ton, tepung kelapa 836 ton, minyak nilam 65 ton dan inti kelapa sawit 6.747 ton.

Tetapi dari 12 komoditas unggulan itu selama 2020 hanya empat komoditas yang diekspor yakni kacang mete, biji lada, kakao cair dan kelapa serabut dengan total volume ekspor 196,1 ton dengan negara tujuan Tiongkok, India, Jerman, Malaysia dan Vietnam.

Ini menjadi tantangan, peluang dan harapan bagi para pelaku usaha eksportir yang ada di Sultra agar mencari celah dan jalan sehingga bisa mengirim langsung berbagai komoditas perkebunan unggulan tersebut ke luar negeri menggunakan fasilitas yang sudah dibangun oleh pemerintah yakni Pelabuhan Kendari New Port, dibading harus diantarpulaukan ke kota-kota lain di Indonesia.

Dengan ekspor langsung, maka barang tidak perlu lagi diangkut ke, Makassar, Surabaya atau Tanjung Priok Jakarta lalu dipindahkan ke kapal lainnya, sehingga efisiensi biaya.

sumber : antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement