Kamis 28 Jan 2021 17:49 WIB

Produk Pangan IKM Mampu Bersaing dengan Produk Impor

Hal itu tecermin dari peserta Indonesia Food Innovation (IFI) 2020.

Direktur Jenderal Industri Kecil Menengah dan Aneka Kementerian Perindustrian Gati Wibawaningsih. IKM sektor pangan di Tanah Air saat ini dinilai sudah banyak yang mampu menciptakan berbagai inovasi produk guna bersaing dengan produk impor.
Foto: Republika/Iit Septyaningsih
Direktur Jenderal Industri Kecil Menengah dan Aneka Kementerian Perindustrian Gati Wibawaningsih. IKM sektor pangan di Tanah Air saat ini dinilai sudah banyak yang mampu menciptakan berbagai inovasi produk guna bersaing dengan produk impor.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Industri Kecil Menengah (IKM) sektor pangan di Tanah Air saat ini dinilai sudah banyak yang mampu menciptakan berbagai inovasi produk guna bersaing dengan produk impor. Hal itu terlihat dari sejumlah peserta Indonesia Food Innovation (IFI) 2020 yang menghasilkan produk pangan dengan kualitas yang tak kalah dari produk impor.

"Penghargaan IFI 2020 menjaring produsen makanan khususnya sektor IKM yang mengutamakan kualitas dari bahan baku lokal dan alami," ujar Direktur Jenderal Industri Kecil Menengah dan Aneka (IKMA) Kemenperin Gati Wibawaningsih di Jakarta, Kamis (28/1).

Gati menjelaskan, penyelenggaraan IFI 2020 bertujuan mendorong pelaku IKM pangan di Tanah Air menghasilkan produk inovatif dan kompetitif. Sehingga mereka siap menjadi pelaku industri pangan yang menguntungkan, menjangkau pasar yang luas, dan memiliki bisnis yang berkesinambungan.

Apalagi di tengah perkembangan era industri 4.0 dan menghadapi masa adaptasi kebiasaan baru akibat pandemi Covid-19, pelaku IKM dituntut dapat memanfaatkan teknologi agar bisa menelurkan inovasi. Salah satu IKM pangan yang sudah menerapkannya, yakni CV Rosalie Kalyana dari Denpasar, Bali.

Setelah melalui penjurian dan pelatihan dari para ahli, Rosalie Kalyana berhasil menjadi pemenang pertama IFI 2020 kategori produk pangan olahan karena keunikan dan kualitasnya. Produk unggulan CV Rosalie Kalyana yakni Rosalie Cheese, yang telah diproduksi sejak empat tahun lalu. 

Pendiri sekaligus pemilik CV Rosalie Kalyan, Ayu Utami Linggih, mengaku ia telah membuat makanan olahan keju sejak 2013. Lulusan Universitas Queensland jurusan Teknik Pangan itu memang punya hobi mengonsumsi panganan kaya protein. Kegemarannya itulah yang mengantarkan Ayu untuk mengulik produksi keju lokal dari bahan selain susu sapi.

Berbeda dari keju pada umumnya, kata dia, keju Rosalie dibuat dari susu kambing etawa yang diambil dari peternak di Jawa Timur dan Bali. Nutrisi dalam susu kambing tersebut lebih tinggi dan relatif mudah dicerna oleh tubuh manusia.

Proses pengentalan keju Rosalie dinilai aman untuk anak-anak dan kalangan vegetarian. "Kami menggunakan teknik pembuatan keju tradisional dan susu kambing lokal yang memiliki cita rasa khas karena tergantung dari pakan, iklim dan lingkungan di sekitar peternakan," kata Ayu menjelaskan.

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement