Kamis 28 Jan 2021 15:00 WIB

UGM Dorong Interkoneksi Lintas Sektor Kesehatan

One health merupakan pendekatan kolaboratif multisektoral dan transdisipliner.

Rep: Wahyu Suryana/ Red: Yusuf Assidiq
Kampus UGM Yogyakarta.
Foto: Wahyu Suryana.
Kampus UGM Yogyakarta.

REPUBLIKA.CO.ID, SLEMAN -- FKKMK Universitas Gadjah Mada (UGM) Yogyakarta mendorong one health yang merupakan pendekatan kolaboratif multisektoral dan transdisipliner tingkat lokal, regional, nasional, dan global. Tujuannya, kesehatan optimal dengan mengenali koneksi manusia, hewan, tumbuhan, dan lingkungan.

Dosen FKKMK UGM, dr Gunadi mengatakan, pertumbuhan populasi, industrialisasi, dan masalah geopolitik beriringan dengan kecepatan perubahan global. Yang mana, telah merusak keragaman ekosistem dan pergerakan migrasi manusia dan spesies.

Kerusakan disertai perubahan iklim dan lingkungan memunculkan penyakit menular dan tidak menular. Dalam perkembangan ilmu penyakit, sebagian besar wabah penyakit yang ada ditimbulkan gangguan manajemen kesehatan masyarakat.

Seperti sanitasi dan kebersihan, imunisasi, serta pengendalian penyakit yang ditularkan melalui vektor dan zoonosis. Zoonosis sendiri merupakan penyakit yang secara alamiah ditularkan dari hewan ke manusia maupun sebaliknya.

"Zoonosis menduduki 60 persen penyakit infeksius yang telah teridentifikasi dan 75 persen dari EID atau penyakit infeksius baru yang telah dilaporkan," kata Gunadi, dalam 2021 Winter Course on Interprofessional Education yang digelar FKKMK UGM.

Umumnya, beberapa mikroorganisme memproduksi produk antimikroba secara alamiah seperti penisilin yang dihasilkan jamur Penicillium sp. Tapi, seiring pemakaian antimikroba bidang kesehatan manusia dan hewan, keberadaan antimikroba meluas.

Bahkan, residunya dapat ditemukan di zat buangan rumah sakit dan peternakan yang dapat mencemari lingkungan. Interaksi antara mikroba dengan antimikroba dalam konsentrasi yang rendah dapat memicu timbulnya resistensi antimikroba.

Ketika patogen jadi resisten suatu kelompok antimikroba, maka pengobatan standar menjadi tidak efektif, bahkan menjadi tidak dapat diobati. Ini dapat meningkatkan derajat keparahan suatu penyakit, bahkan berujung pada kematian.

Jika ini terus berlangsung, diperkirakan pada 2050 terjadi peningkatan kematian hingga 10 juta jiwa akibat infeksi patogen resisten antimikroba. Melalui konsep one health, tenaga kesehatan, ahli terkait, dan masyarakat diajak bisa memahami. "Lalu, mengantisipasi dan mempersiapkan tata laksana pandemi baru," ujarnya.

Untuk itu, FKKMK, Kedokteran Gigi, Farmasi UGM, dan One Health Coordinator Center (OHCC) menggelar 2021 Winter Course on Interprofessional Education One Health: Diseases of Tomorrow. DIgelar pada 25 Januari-5 Februari 2021.

Kegiatan fokus isu kesehatan dengan keterlibatan manusia, hewan, dan lingkungan. Tujuannya, mempersiapkan calon profesional kesehatan agar mampu identifikasi masalah kesehatan lintas bidang keilmuan dalam komunitas secara aktif.

"Meningkatkan kerja sama antar calon profesional kesehatan dalam kolaborasi multikultural, meningkatkan paparan kontekstual nasional dan internasional serta kompetensi yang dibutuhkan oleh calon profesional kesehatan," kata dia.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement