Kamis 28 Jan 2021 14:07 WIB

PGI: Kasus Jilbab Siswa SMKN 2 Padang Sudah Selesai

Pendeta Titus Wadu curiga ada pihak yang berusaha 'menggoreng-goreng' masalah jilbab.

Rep: Antara/ Red: Erik Purnama Putra
Sekolah Menengah Kejuruan Negeri (SMKN) 2 Padang.
Foto: Republika/Febrian Fachri
Sekolah Menengah Kejuruan Negeri (SMKN) 2 Padang.

REPUBLIKA.CO.ID, PADANG -- Persekutuan Gereja Gereja Indonesia (PGI) dan Persekutuan Gereja Pantekosta Indonesia (PGPI) Sumatra Barat (Sumbar) menilai persoalan jilbab bagi siswa non-Muslim di SMKN 2 Padang adalah sebuah kesalahpahaman, dan sudah diselesaikan.

"Ini hanya kesalahpahaman. Sekolah dan keluarga berbeda memahami aturan berpakaian di sekolah. Bukan masalah agama. Pemprov Sumbar sudah bergerak cepat untuk menyelesaikan persoalan ini," kata Ketua PGI Wilayah Sumbar, Pendeta Titus Wadu di Kota Padang, Sumbar, Kamis (28/1).

Menurut Titus, persoalan itu sebenarnya bisa diselesaikan secara musyawarah. Cara persuasif seperti itu, selama ini, sudah berjalan dengan baik di Sumbar. Hanya saja sepertinya ada pihak yang berusaha 'menggoreng-goreng' masalah itu sehingga seolah menjadi persoalan besar.

"Padahal ini hanya masalah kecil dan kita di Sumbar juga tidak ada gejolak. Biasa-biasa saja," kata Titus.

Dia menganggap, persoalan kecil itu tidak boleh menjadi penyebab retaknya kerukunan umat beragama yang telah terpelihara dengan baik di Sumbar selama ini. "Saya sudah 31 tahun di Sumbar dan menjadi saksi bahwa kerukunan umat beragama di sini berjalan dengan baik," katanya.

PGI, kata Titus, mendukung sepenuhnya program peningkatan kualitas akhlak baik mental maupun spiritual di Sumbar, termasuk misalnya memakai jilbab di lembaga pendidikan untuk siswi Muslim. "Kearifan lokal itu harus dihormati dengan semangat saling menghargai. Hanya ke depan, ada beberapa pengecualian yang dibuat untuk siswa non-Muslim," katanya.

Ketua PGPI Sumbar, Pendeta Hendri Dunant Sirait mengatakan, upaya yang dilakukan oleh Pemprov Sumbar untuk menyelesaikan persoalan tersebut sudah sangat baik. Tidak hanya menurunkan tim investigasi ke sekolah, kata dia, tetapi juga menjalin komunikasi dari hati ke hati dengan PGI, PGPI, hingga Gerakan Angkatan Muda Kristen Indonesia (GAMKI).

"Kita sepakat ini bukan masalah agama, tetapi masalah aturan di sekolah. Permasalahan ini sudah ditanggapi dengan baik oleh pemprov Sumbar. Ini sudah selesai," katanya.

Ketua GAMKI Sumbar Yonathan Tahir menyebut perlu digagas semacam jambore atau kemah kebangsaan lintas agama untuk generasi muda agar rasa saling menghargai dan menghormati antarsesama umat beragama bisa terus terjalin dengan baik.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement