Kamis 28 Jan 2021 12:59 WIB

Menlu Amerika Hubungi Israel Usai Dikonfirmasi Senat

Salah satu agenda pembahasan antara Blinken dan Ashkenazi adalah soal Iran.

Rep: Lintar Satria/ Red: Teguh Firmansyah
Antony Blinken.
Foto: EPA-EFE/SHAWN THEW
Antony Blinken.

REPUBLIKA.CO.ID, WASHINGTON--Menteri Luar Negeri Amerika Serikat (AS) Anthony Blinken menghubungi Menteri Luar Negeri Israel Gabi Ashkenazi satu hari setelah ia dikonfirmasi oleh Senat. Sementara Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu belum dihubungi Presiden AS Joe Biden.

PadaKamis (28/1) media Israel Haaretz melaporkan Blinken dan Ashkenazi membahas Iran, 'perluasan lingkar perdamaian' dan berbagai topik lainnya. Sementara dalam siaran persnya Kementerian Luar Negeri AS menyatakan dalam sambungan telepon itu Blinken menegaskan kembali komitmen AS pada keamanan Israel.

"Menteri Luar Negeri AS dan Israel membahas tantangan keamanan regional dan pentingnya melanjutkan kerja sama dalam mengatasi isu-isu tersebut," kata juru bicara Kementerian Luar Negeri AS Ned Price dalam siaran pers yang dirilis, Kamis (27/1) kemarin.

Blinken menjadi pejabat pemerintah Biden kedua yang menghubungi Israel. Sebelumnya Penasihat Keamanan Nasional Gedung Putih Jake Sullivan melakukan pembicaraan dengan rekannya di Israel Meir Ben Shabbat pada Sabtu (23/1) lalu.

Hingga saat ini Biden belum menghubungi Netanyahu walaupun di hari pelantikannya Presiden AS itu menelepon sejumlah kepala negara. Sementara Haaretz melaporkan Blinken dan Ashkenazi sepakat untuk segera bertemu secara langsung.

"(Perjanjian perdamaian yang disponsori AS) telah menciptakan koalisi perdamaian di Timur Tengah dan kami harus melanjutkan kerja untuk menghilangkan ancaman yang mengganggu stabilitas keamanan," kata Ashkenazi.

Dalam sidang konfirmasinya di Senat, Blinken mengatakan 'sangat penting' AS berkonsultasi dengan Israel dan negara-negara Arab Teluk mengenai masuknya kembali AS ke kesepakatan nuklir Iran atau Joint Comprehensive Plan of Action. Ia juga mengatakan pemerintah Biden tidak berencana menarik kembali pengakuan Yerusalem sebagai ibu kota Israel yang dilakukan pemerintah Donald Trump.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement