Kamis 28 Jan 2021 12:44 WIB

Langkah Pemerintah Naikkan Anggaran PEN Tepat Bagi Pemulihan

Masyarakat dan pelaku usaha masih butuh intervensi pemerintah untuk pemulihan ekonomi

Executive Director Center Of Reform On Economics (CORE Indonesia) Mohammad Faisal.Mohammad Faisal menilai, langkah pemerintah untuk meningkatkan alokasi dana untuk pemulihan ekonomi nasional sebagai keputusan yang tepat.
Foto: ROL/FAkhtar Khairon Lubis
Executive Director Center Of Reform On Economics (CORE Indonesia) Mohammad Faisal.Mohammad Faisal menilai, langkah pemerintah untuk meningkatkan alokasi dana untuk pemulihan ekonomi nasional sebagai keputusan yang tepat.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Menteri Koordinator Bidang Perekonomian sekaligus Ketua Komite Penanganan Covid-19 dan Pemulihan Ekonomi Nasional (KPCPEN) Airlangga Hartarto menyampaikan, anggaran Pemulihan Ekonomi Nasional di tahun 2021 naik menjadi Rp 553,09 triliun dari sebelumnya diproyeksikan sebesar Rp 403,9 triliun.

Pengamat ekonomi dari Center of Reform on Economic (Core) Indonesia Mohammad Faisal menilai, langkah pemerintah untuk meningkatkan alokasi dana untuk pemulihan ekonomi nasional sebagai keputusan yang tepat.

“Kalau melihat kondisi ekonomi sampai dengan yang terakhir ini, kebutuhan untuk intervensi pemerintah terutama dari segi fiskal memang masih tidak kalah besar dengan tahun 2020 kemarin. Ada beberapa hal yang masih harus terus didorong. Sehingga masih membutuhkan suntikan dana bantuan pemerintah terkait program-program PEN, bansos, dan stimulus lainnya, temasuk bantuan untuk pelaku usaha,” ujar Faisal berdasarkan rilis yang diterima Republika.co.id, Kamis (28/1).

Menurut Faisal, pada tahun ini pemerintah juga sedang berfokus pada penanganan kesehatan, utamanya pengadaan vaksin. Dimana Presiden Joko Widodo telah mengumumkan bahwa pemberian vaksin Covid-19 untuk masyarakat akan tersedia secara gratis atau tanpa dikenakan biaya sama sekali.

“Karena pemerintah ingin menjamin vaksin gratis untuk masyarakat tentunya ini membutuhkan dana yang besar. Jadi sudah sewajarnya alokasi dana PEN di tahun 2021 ini tidak jauh dari anggaran pada tahun 2020,” kata Direktur Eksekutif Core Indonesia ini.

Kendati demikian, Faisal memberikan catatan bahwa pemerintah perlu melakukan evaluasi terhadap program-program yang dijalankan pada tahun 2020 lalu. Di mana terdapat program-program yang belum dimplementasikan secara efektif.

“Berkaca pada tahun 2020 kemarin, ada program-program yang menjadi prioritas memiliki penyerapannya yang rendah. Ini yang menjadi catatan di 2021 jangan sampai terulang kembali. Dan juga dari sisi kecepatan dalam eksekusi dan pendistribusian, baik itu vaksin dan bansos. Agar peningkatan anggarannya sejalan dengan peningkatan program dan efektivitas dari program itu sendiri,” ungkapnya

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement