Kamis 28 Jan 2021 11:28 WIB

IRRES Bantu Penyintas Gempa Sulbar

Tim IRRES yang bertugas di Sulbar sebanyak 5 personil

IRRES (Indonesian Relief Rescue) salah satu NGO yang membantu penyintas gempa bumi di Mamuju dan Majene Sulawesi Barat. Sejak awal bencana gempa (15/1) di SulBar ini IRRES telah mengirimkan Tim Rescue untuk membantu masyarakat yang terdampak  di lokasi bencana.
Foto: istimewa
IRRES (Indonesian Relief Rescue) salah satu NGO yang membantu penyintas gempa bumi di Mamuju dan Majene Sulawesi Barat. Sejak awal bencana gempa (15/1) di SulBar ini IRRES telah mengirimkan Tim Rescue untuk membantu masyarakat yang terdampak di lokasi bencana.

REPUBLIKA.CO.ID, SULAWESI BARAT--IRRES (Indonesian Relief Rescue) salah satu NGO yang membantu penyintas gempa bumi di Mamuju dan Majene Sulawesi Barat. Sejak awal bencana gempa (15/1) di SulBar ini IRRES telah mengirimkan Tim Rescue untuk membantu masyarakat yang terdampak  di lokasi bencana. 

Menurut informasi dari Direktur Utama IRRES Chairul Walid,M.Si, pada saat informasi terjadi gempa 6,2 SR di Mamuju yang merusak gedung Kantor Gubernur Sulawesi Barat, IRRES segera mempersiapkan tim untuk bergerak ke Mamuju. Berdasarkan prakiraan dampak gempa pasti dahsyat, karena kantor Gubernur yang kokoh saja rusak apalagi rumah penduduk.

Tim IRRES yang bertugas di Sulbar sebanyak 5 personil karena tim terbagi di bencana daerah laiinya yaitu banjir Kalsel, banjir bandang di gunung mas Puncak Bogor. Tim IRRES di Sulbar bergabung dengan Posko Utama BNPB yang berada di halaman Kantor Gubernur Sulbar yang rusak berat akibat gempa. Mereka melakukan evakuasi dan membantu masyarakat yang mengalami kerusakan rumah mereka bersama relawan lainnya.

Selain membantu tanggap darurat Tim  IRRES juga membuka posko di Jalan Poros Majene-Mamuju yang dijadikan sebagai basis aktifitas tim di lapangan. Tim memanfaatkan posko ini sebagai pusat kegiatan tim seperti dapur umum dan pendistribusian makanan siap saji dan sekaligus tempat menerima bantuan dari donatur. 

Lokasi penyintas yang menjadi target aksi tim IRRES adalah Desa Lombang Timur Kecamatan Malunda Kabupaten Majene merupakan lokasi yang cukup jauh dari jalan utama. Membutuhkan waktu kurang lebih 2 jam perjalanan dengan mobil untuk menuju lokasi. Lokasi ini dipilih karena hingga hari ke tiga pasca gempa mereka belum banyak tersentuh bantuan. Di  lokasi ini sebenarnya ada beberapa titik pengungsian, namun yang bisa diakses oleh tim IRRES baru dua lokasi yang berada di desa Lombang Timur ini. 

 Jalur yang dilalui medan berbukit dengan tanjakan dan jurang yang sangat curam dan jalan tanah serta berbatu, perlu driver yang berpengalaman untuk bisa menuju lokasi. Di lokasi ini terdapat sekitar 1.000 lebih jiwa yang berlindung di tenda-tenda terpal yang sangat sederhana. Banyak kondisi satu tenda dihuni oleh beberapa keluarga, kondisi ini sangat memprihatinkan terutama bagi anak balita. 

Hingga hari ini (27/1) tim IRRES telah menyalurkan bantuan makanan siap saji siang dan malam hari serta dapur air hangat dan bubur kacang ijo dan susu untuk sarapan pagi. Selain itu tim IRRES juga memberikan trauma healing kepada anak-anak usia sekolah di lokasi pengungsian.  Kegiatan ini sangat membantu memulihkan kondisi mental anak-anak yang mengalami bencana gempa ini. Anak-anak cukup merasa terhibur dengan trauma healing yang dilakukan, mereka bergembira sejenak melupakan kondisi bencana yang sedang terjadi. 

Tim IRRES mengharapkan posko ini dapat berlangsung hingga habis masa tanggap darurat sekitar tanggal 5 Februari yang akan datang.  Semoga dengan kerjasama dan bantuan dari para donatur dapat mengurangi penderitaan saudara-saudara kita yang sedang dilanda bencana ini. 

Selain membuka posko di Sulbar, tim IRRES juga membuka posko di bencana Banjir Banjarmasin Kalimantan Selatan. Disana juga dilakukan oleh tim IRRES membuka dapur umum dan penyaluran bantuan logistik kepada masyarakat terdampak. Kerjasama dan solidaritas dari seluruh masyarakat Indonesia semoga dapat meringankan beban saudara-saudara kita yang sedang dilanda bencana. 

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement