Rabu 27 Jan 2021 23:36 WIB

Babel Dukung Pertamina Percepat Penarikan Premium dari SPBU

Pemprov Babel dukung Pertamina realisasikan pembangunan Pertashop

Gubernur Kepulauan Bangka Belitung (Erzaldi Rosman) mengatakan Pemerintah Provinsi Kepulauan Bangka Belitung mendukung Pertamina untuk segera merealisasikan pembangunan Pertashop.
Foto: istimewa
Gubernur Kepulauan Bangka Belitung (Erzaldi Rosman) mengatakan Pemerintah Provinsi Kepulauan Bangka Belitung mendukung Pertamina untuk segera merealisasikan pembangunan Pertashop.

REPUBLIKA.CO.ID, PANGKALPINANG -- Pemerintah Provinsi Kepulauan Bangka Belitung mendukung Pertamina untuk segera merealisasikan pembangunan Pertashop, sebagai langkah mempercepat penghilangan bahan bakar minyak (BBM) jenis premium di SPBU.

"Kita berharap ada target waktu untuk merealisasikan Pertashop dan penghilangan premium ini," kata Gubernur Bangka Belitung Erzaldi Rosman Djohan saat beraudiensi dengan Direktur Utama PT Pertamina Patra Niaga Mas'ud Khamid di Pangkalpinang, Rabu (27/1).

Baca Juga

Dalam percepatan program Pertashop ini, Pemprov Kepulauan Babel segera mengadakan pertemuan dengan Hiswana Migas dan BUMDes, guna memastikan Pertashop dan melihat kebutuhan integrasi wilayah sehingga kebutuhan akan BBM tidak terputus.

"Mengenai pemberlakuan penghilangan premium, kami meminta agar kendaraan angkutan umum tetap diberikan harga premium untuk pembelian pertalite," ujarnya.

Menurut dia penghilangan premium khususnya di SPBU yang telah ditunjuk dan mempunyai komitmen, serta Pertamina mau bekerja sama dengan Pemprov Babel dengan tujuan pengawasan dapat dilakukan bersama-sama.

"Kita berharap program ini berjalan dengan baik dan tidak menimbulkan masalah penolakan dari masyarakat," katanya.

Direktur Utama Pertamina Patra Niaga, Mas'ud Khamid yang hadir pada acara ini mengaku senang. "Pertashop ini merupakan konsep ketahanan energi hingga ke desa-desa dengan tidak mematikan SPBU yang sudah ada. Program Pertashop ini rencananya dilaksanakan melalui dana Kredit Usaha Rakyat (KUR)," katanya.

sumber : antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement