Rabu 27 Jan 2021 22:46 WIB

Nepal Mulai Imunisasi Terbesar dengan Vaksin Covid-19

Pekerja medis menerima vaksin pertama di Nepal

Red: Nur Aini
 Seseorang yang memakai Alat Pelindung Diri (APD) mendisinfeksi klub dekat LOD yang kosong, salah satu klub malam tersibuk di kota, sehari sebelum dibuka kembali di Kathmandu, Nepal, 01 Desember 2020.
Foto: EPA-EFE/NARENDRA SHRESTHA
Seseorang yang memakai Alat Pelindung Diri (APD) mendisinfeksi klub dekat LOD yang kosong, salah satu klub malam tersibuk di kota, sehari sebelum dibuka kembali di Kathmandu, Nepal, 01 Desember 2020.

REPUBLIKA.CO.ID, KATHMANDU -- Nepal meluncurkan kampanye imunisasi terbesarnya pada Rabu (27/1) dengan vaksinasi virus corona pertama untuk pekerja medis, menyusul pemberian satu juta dosis vaksin dari negara tetangganya, India.

Dengan mengenakan topi tradisional berwarna hitam dan rompi merah tanpa lengan, seorang dokter di sebuah rumah sakit pendidikan di Ibu Kota Kathmandu, menjadi penerima pertama dosis yang diambil dari lapisan es dalam pendingin biru kubus dan disuntikkan oleh seorang staf medis.

Baca Juga

"Kita memiliki senjata baru sekarang dan saya berharap kita dapat segera mengalahkan virus corona," kata Dinesh Kafle (50 tahun) setelah diberi tepukan tangan oleh mereka yang mengantre untuk mendapat giliran divaksin.

Puluhan ribu petugas kesehatan garis depan Nepal akan menerima vaksin AstraZeneca India, ujar Perdana Menteri Nepal KP Sharma Oli.

"Kami sedang dalam pembicaraan dengan India untuk mendapatkan lebih banyak vaksin dengan harga yang pantas," kata Oli, yang berupaya mendapat dukungan masyarakat pada saat dia mengincar kemenangan dalam pemilu.

Bulan ini, India mengatakan akan memberikan jutaan dosis vaksin kepada negara-negara tetangganya di Asia Selatan. Mereka memuji langkah India itu, yang bisa menjadi bukti pembendungan pergerakan China di wilayah tersebut.

Pihak berwenang mengatakan China, yang telah berjanji untuk membantu Nepal menangani pandemi, belum mendapatkan izin soal penggunaan vaksin Sinopharm.

Dalam beberapa tahun terakhir, negara yang mayoritas beragama Hindu yang terjepit di antara China dan India itu telah menjadi arena persaingan pengaruh diplomatik dan strategis antara dua raksasa Asia tersebut.

 

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement