Rabu 27 Jan 2021 20:50 WIB

Produksi Serial Si Juki Anak Kosan Lebih dari Setahun

Si Juki Anak Kosan akan tayang di Disney+ Hotstar mulai 29 Januari.

Rep: Shelbi Asrianti/ Red: Dwi Murdaningsih
Serial animasi Si Juki Anak Kosan tayang mulai 29 Januari 2021.
Foto: Dok Disney+ Hotstar
Serial animasi Si Juki Anak Kosan tayang mulai 29 Januari 2021.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Proses produksi serial animasi Indonesia Si Juki Anak Kosan membutuhkan waktu lebih dari satu tahun. Sang kreator, Faza Meonk, menggarap total 13 episode serial bersama rumah produksi Falcon Pictures.

"Produksi sejak sebelum pandemi sampai masuk ke masa pandemi. Kesulitannya, mereka yang biasa bekerja di studio harus bekerja dari rumah. Ada kendala koneksi internet, komputer tidak memadai, tantangan seperti itu ada juga," kata Faza.

Baca Juga

Tim produksi masih sama dengan film Si Juki The Movie rilisan 2017 silam, dengan lebih dari 210 orang kru yang terlibat. Kini, Faza lebih banyak melakukan supervisi, sementara proses penyutradaraan diserahkan kepada Daryl Wilson.  

Serial tayang mulai 29 Januari 2021 di platform streaming Disney+ Hotstar. Pada konferensi pers virtual yang berlangsung Rabu (27/1), Faza memberikan bocoran tentang aksi Si Juki sebagai anak kosan di serial terbarunya.

Tiap episode yang berdurasi 12-13 menit tidak saling berkaitan. Penonton bisa saja menyimak secara acak dari episode kelima, karena masing-masing kisah berdiri sendiri. Ceritanya diangkat dari serial komik Webtoon Si Juki Lika-Liku Anak Kos.

Meski begitu, ada perbedaan signifikan antara komik dan serial animasi. Serial tidak serta-merta mengadaptasi komik, namun mendapat banyak penambahan cerita sehingga masing-masing episode bisa dinikmati secara utuh oleh penonton.

Pada trailer serial yang sudah dirilis, Si Juki menceritakan hidupnya yang absurd. Sebagai mahasiswa, dia berusaha untuk selalu berprestasi, tetapi tidak mau ketinggalan melakukan berbagai hal seru bersama teman-temannya.

Menurut Faza, Si Juki Anak Kosan tidak hanya bisa disimak oleh generasi muda, tetapi juga seluruh kalangan usia. Selain potret kehidupan anak kosan, lelucon dalam serial lebih universal dan eksploratif untuk ditonton lintas generasi.

"Keunggulan animasi ini, ceritanya sangat dekat dengan kita, dengan joke-joke yang sangat Indonesia. Sebagai kreator, saya enggak mau memaksa konten harus ada pesan moral, karena ingin membuat tayangan yang menghibur," ungkapnya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement