Rabu 27 Jan 2021 19:15 WIB

933 Nakes di Kabupaten Semarang Belum Bisa Divaksinasi

257 Nakes Terkendala Sistem Aplikasi P-Care.

Rep: Bowo Pribadi/ Red: Yudha Manggala P Putra
Kepala Dinkes Kabupaten Semarang, Ani Rahardjo (paling kanan) saat memberkan pencelasan cakupan vaksinasi tahap pertama --termin pertama-- sasaran nakes di Kabupaten Semarang, di kantor Sekda Kabupaten Semarang, rabu (27/1).
Foto: Republika/Bowo Pribadi
Kepala Dinkes Kabupaten Semarang, Ani Rahardjo (paling kanan) saat memberkan pencelasan cakupan vaksinasi tahap pertama --termin pertama-- sasaran nakes di Kabupaten Semarang, di kantor Sekda Kabupaten Semarang, rabu (27/1).

REPUBLIKA.CO.ID, UNGARAN — Sedikitnya 676 orang atau 16,94 persen dari total tenaga kesehatan (nakes) sasaran prioritas vaksinasi Covid-19 tahap pertama di Kabupaten Semarang belum bisa divaksinasi, menjelang pelaksanaan vaksinasi tahap pertama termin kedua.

Jumlah tersebut meliputi nakes yang masuk dalam kategori eksklusi karena komorbid dan para nakes harus ditunda pemberian vaksinasinya, karena faktor kondisi kesehatannya yang belum memenuhi syarat.

Selain itu, di Kabupaten Semarang juga masih ada sebanyak 257 orang nakes atau sekitar 6,05 persen –dari total nakes sasaran prioritas vaksinasi—yang belum bisa divaksinasi, akibat persoalan teknis pada sistem aplikasi P-Care.

Hal ini terungkap dalam konferensi pers penerapan Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) Perpanjangan di Kabupaten Semarang, yang dilaksanakan di ruang Posko Siaga Bencana Satgas Percepatan Penanganan Covid-19 Kabupaten Semarang, di kompleks Kantor Sekda Kabupaten Semarang, Rabu (27/1) petang.

Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Kabupaten Semarang, Ani Rahardjo mengungkapkan, Pelaksanaan tahap pertama vaksinasi Covid-19 (termin pertama) untuk sasaran prioritas nakes di Kabupaten Semarang telah mencapai 75,05 persen, sampai dengan hari Rabu ini.

Vaksinasi tahap pertama nakes di Kabupaten Semarang, sasarannya mencapai 3.992 orang. “Jumlah ini merupakan data yang diambil dari Dashboard Satu Data Komite Penanggulangan Covid-19 dan Pemulihan Ekonomi Nasional (KPC-PEN),” jelasnya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement