Rabu 27 Jan 2021 18:26 WIB

Malaysia Mulai Uji Klinis Fase 3 Vaksin Covid-19

Uji klinis vaksin Covid-19 Malaysia melibatkan 3.000 relawan

Red: Nur Aini
Seorang pengendara sepeda motor memakai masker dengan latar belakang Menara Kembar di pusat kota Kuala Lumpur, Malaysia, Senin, 11 Januari 2021. Perdana Menteri Muhyiddin Yassin mengatakan sistem perawatan kesehatan Malaysia berada pada titik puncak saat ia mengumumkan pembatasan pergerakan baru, termasuk di -lockdown di Kuala Lumpur dan beberapa negara berisiko tinggi untuk mengendalikan lonjakan kasus virus corona.
Foto: AP/Vincent Thian
Seorang pengendara sepeda motor memakai masker dengan latar belakang Menara Kembar di pusat kota Kuala Lumpur, Malaysia, Senin, 11 Januari 2021. Perdana Menteri Muhyiddin Yassin mengatakan sistem perawatan kesehatan Malaysia berada pada titik puncak saat ia mengumumkan pembatasan pergerakan baru, termasuk di -lockdown di Kuala Lumpur dan beberapa negara berisiko tinggi untuk mengendalikan lonjakan kasus virus corona.

REPUBLIKA.CO.ID, KUALA LUMPUR -- Malaysia memulai studi klinis fase tiga vaksin Covid-19 di sembilan rumah sakit di negara tersebut dengan melibatkan 3.000 sukarelawan setempat.

"Studi klinis ini disponsori oleh Institut Biologi Medis Akademi Sains Medis China (IMBCAMS) dengan objektif untuk menilai keselamatan dan dampak vaksin terhadap penularan Covid-19," ujar Menteri Kesehatan Malaysia, Datuk Seri Dr Adham Baba di Kuala Lumpur, Rabu (27/1).

Baca Juga

Sembilan rumah sakit yang terlibat dalam percobaan klinis di bawah Institut Riset Klinik (ICR) itu terdiri Hospital Ampang, Hospital Umum Sarawak, Hospital Pulau Pinang, Hospital Seberang Jaya, Hospital Sultanah Bahiyah, Hospital Raja Permaisuri Bainun, Hospital Taiping, Hospital Sungai Buloh dan Hospital Sultan Abdul Halim.

"Studi ini melibatkan 3.000 orang sukarelawan setempat dalam waktu 13 bulan," katanya.

Politikus UMNO ini mengatakan kajian klinikal tersebut merupakan ujian terhadap vaksin SARS-CoV-2 menggunakan platform vaksin tidak aktif.

Adham Baba mengatakan studi klinis fase satu dan dua dilakukan oleh peserta di China dan temuan studi tersebut mencatat respons imun yang signifikan terhadap antigen SARS-CoV-2.

"Juga tidak menunjukkan efek samping yang serius, yaitu tidak melebihi 30 persen secara keseluruhan selama 28 hari setelah imunisasi dilaksanakan,” ujarnya.

 

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement