Rabu 27 Jan 2021 18:21 WIB

Korsel Laporkan Lonjakan Kasus Covid-19 di Sekolah

Ratusan kasus Covid-19 dilaporkan berkaitan dengan gereja dan sekolah di Korsel

Red: Nur Aini
Orang-orang Korea Selatan menonton siaran TV langsung pidato Tahun Baru Presiden Korea Selatan Moon Jae-In di Stasiun Seoul di Seoul, Korea Selatan, 11 Januari 2021.
Foto: EPA-EFE/JEON HEON-KYUN
Orang-orang Korea Selatan menonton siaran TV langsung pidato Tahun Baru Presiden Korea Selatan Moon Jae-In di Stasiun Seoul di Seoul, Korea Selatan, 11 Januari 2021.

REPUBLIKA.CO.ID, SEOUL -- Otoritas Korea Selatan berupaya menahan penularan Covid-19 yang berpusat di lingkungan sekolah-sekolah Kristen seiring dengan terjadinya lonjakan kasus baru, yang menjauhkan negara itu dari berakhirnya gelombang ketiga pandemi.

Sejumlah 297 kasus terlacak berkaitan dengan enam gereja dan sekolah yang dikelola oleh organisasi Kristen, kata pejabat kesehatan senior Korea Selatan, Yoon Tae-ho, dalam pemaparan media.

Baca Juga

Lebih dari 100 kasus dikonfirmasi dalam semalam di antara orang-orang yang terkait dengan sebuah gereja dan sekolahnya di Gwangju, yang berjarak sekitar 270 kilometer dari Ibu Kota Seoul, menurut keterangan resmi. Sementara 171 kasus lainnya terkait dengan sekolah di Daejeon sejak 17 Januari.

Badan Pengendalian dan Pencegahan Penyakit Korea Selatan (KCDA) menyebut bahwa wabah di sekolah Kristen di Daejeon telah muncul beberapa lama sebelum akhirnya terdeteksi. International Mission, organisasi yang bertanggung jawab atas fasilitas keagamaan dan pendidikan tersebut, telah diperintahkan untuk menguji deteksi setiap orang yang terkait dengan 32 dari total 40 gereja dan sekolah di seluruh Korea.

Kelompok keagamaan itu menyampaikan permohonan maaf karena tidak mengambil langkah awal untuk mencegah penyebaran infeksi. Pihaknya menyebut bahwa ada sejumlah siswa terinfeksi tanpa gejala, namun mereka juga telah abai dalam mewajibkan tes bagi siswa dengan gejala flu.

"Kami memohon maaf sebesar-besarnya karena tidak merespons sedari awal dan karena berpikir bahwa para siswa mungkin hanya terkena pilek ketika ada seorang siswa yang mengalami demam," kata International Mission dalam sebuah pernyataan.

Organisasi tersebut menyatakan akan menyerahkan daftar lengkap siswa dan staf sekolah-sekolah mereka.

Perdana Menteri Chung Sye-kyun meminta siapa saja yang terafiliasi dengan fasilitas yang terinfeksi untuk ikut dites.

"Kuncinya adalah kecepatan. Saya meminta otoritas dan pemerintah lokal untuk mengerahkan upaya penuh dalam mengidentifikasi fasilitas terkait serta mencegah penularan lebih lanjut," kata Chung dalam pemaparan di pemerintahan.

 

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement