Rabu 27 Jan 2021 17:32 WIB

Studi Sebut Separuh Penduduk New Delhi Miliki Antobodi Covid

New Delhi, India tengah menuju kekebalan kawanan (herd immunity).

Rep: Puti Almas/ Red: Dwi Murdaningsih
Ilustrasi Covid-19
Foto: Pixabay
Ilustrasi Covid-19

REPUBLIKA.CO.ID, NEW DELHI — Sebuah studi terbaru menunjukkan bahwa Ibu Kota New Delhi, India tengah menuju kekebalan kawanan (herd immunity). Lebih dari 50 persen dari hampi 20 juta populasi di sana yang diproyeksikan mengembangkan antibodi terhadap virus corona jenis baru (SARS-CoV-2) yang menyebabkan infeksi penyakit COVID-19.

Dalam laporan dari pejabat pemerintah, putaran  kelima pengawasan serologis yang dilakukan di New Delhi menunjukkan bahwa lebih dari 50 persen dari mereka yang disurvei telah mengembangkan antibodi terhadap COVID-19. Survei dilakukan oleh pemerintah daerah yang bekerjasama dengan Pusat Pengendalian Penyakit National (NCDC).

Baca Juga

Sebanyak 28.840 sampel dari 11 kabupaten kota dikumpulkan antara 11 dan 22 Januari. Laporan awal telah diserahkan ke kantor Kementerian Kesehatan India pada akhir pekan lalu.

"Di satu distrik, prevalensinya sekitar 58 persen, yang jelas menunjukkan bahwa sejumlah besar orang telah mengembangkan antibodi untuk melawan virus tersebut," ujar seorang pejabat senior pemerintah yang dikutip oleh surat kabar Indian Express, dilansir CGTN, Rabu (27/1).

Laporan akhir diharapkan akan keluar pada pekan mendatang.  Suatu populasi dianggap telah mencapai herd immunity jika 50 hingga 60 persen orang ditemukan telah mengembangkan antibodi selama survei sero-prevalensi.

Ketika sebagian besar orang telah terinfeksi virus dan menjadi kebal dengan mengembangkan antibodi, itu membentuk lapisan antara yang terinfeksi dan yang tidak, mengakibatkan putusnya rantai infeksi lebih lanjut. Pada Juli 2020, survei pertama yang dilakukan oleh NCDC memproyeksikan 23 persen populasi New Delhi memiliki antibodi yang dibutuhkan untuk kekebalan.

Pemerintah di New Delhi kemudian bermitra dalam tiga survei sero berikutnya pada Agustus, September dan Oktober 2020, di mana angkanya masing-masing sebesar 29,1 persen, 25,1 persen dan 25,5 persen.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement