Rabu 27 Jan 2021 12:58 WIB

Merapi Luncurkan 14 Kali Awan Panas Guguran Pagi Tadi

Gunung Merapi mengeluarkan awan panas guguran sebanyak 14 kali, Rabu (27/1)

Awan panas guguran Gunung Merapi terlihat dari Kaliurang, Sleman, DI Yogyakarta, Rabu (27/1/2021). Balai Penyelidikan dan Pengembangan Teknologi Kebencanaan Geologi (BPPTKG) menyatakan pada tanggal 27 Januari 2021 telah terjadi awan panas guguran di Gunung Merapi dengan jarak luncur maksimal 1200 meter ke arah hulu Sungai Krasak.
Foto: ANTARA/Hendra Nurdiyansyah
Awan panas guguran Gunung Merapi terlihat dari Kaliurang, Sleman, DI Yogyakarta, Rabu (27/1/2021). Balai Penyelidikan dan Pengembangan Teknologi Kebencanaan Geologi (BPPTKG) menyatakan pada tanggal 27 Januari 2021 telah terjadi awan panas guguran di Gunung Merapi dengan jarak luncur maksimal 1200 meter ke arah hulu Sungai Krasak.

REPUBLIKA.CO.ID, YOGYAKARTA -- Gunung Merapi di perbatasan Jawa Tengah dan Daerah Istimewa Yogyakarta, dilaporkan mengeluarkan awan panas guguran sebanyak 14 kali Rabu (27/1) pagi ini. Guguran dengan jarak luncur maksimum sejauh 1.500 meter ke arah barat daya atau hulu Kali Krasak dan Boyong.

"Akibat awan panas ini, dilaporkan terjadi hujan abu intensitas tipis di beberapa desa di Kecamatan Tamansari, Kabupaten Boyolali, dan Boyolali kota," kata Kepala Balai Penyelidikan dan Pengembangan Teknologi Kebencanaan Geologi (BPPTKG), Hanik Humaida melalui keterangan resminya di Yogyakarta.

Ia meminta masyarakat mengantisipasi gangguan akibat abu vulkanik tersebut.

Berdasarkan periode pengamatan mulai pukul 06.00-10.00 WIB, awan panas guguran pertama keluar pada pukul 06.03 WIB yang tercatat di seismogram dengan amplitudo 40 mm dan durasi 83 detik. Jarak luncurnya diperkirakan sejauh 800 meter ke barat daya dengan tinggi kolom tersapu angin ke lereng arah timur.

Awan panas kedua meluncur pada pukul 6:08 WIB yang tercatat di seismogram dengan amplitudo 43 mm dan durasi 111 detik. Awan panas meluncur ke Kali Karasak dan Boyong dengan jarak luncur 1.000 meter dan tinggi kolom tersapu angin ke lereng arah timur.

Selanjutnya awan panas guguran terjadi pada pukul 6:21 WIB dengan amplitudo 45 mm dan durasi 117 detik dan jarak luncur 1.000 meter ke arah barat daya.

Awan panas berikutnya pada pukul 6:28 WIB dengan amplitudo 43 mm dan durasi 112 detik. Jarak luncur 1.200 meter ke arah barat daya.

Awan panas guguran kelima meluncur pada pukul 6:53 WIB yang tercatat dengan amplitudo 39 mm dan durasi 125 detik. Jarak luncur teramati sejauh 1.200 meter ke arah barat daya atau Kali Krasak dan Boyong.

Kemudian keenam pada pukul 7:00 WIB yang tercatat di seismogram dengan amplitudo 35 mm dan durasi 121 detik, dan jarak luncur 1.200 meter.

Awan panas guguran ketujuh pada pukul 7:29 WIB yang tercatat dengan amplitudo 50 mm dan durasi 139 detik, dan jarak luncur 1.300 meter.

Selanjutnya, awan panas guguran kedelapan pada pukul 8:11 WIB yang tercatat dengan amplitudo 30 mm dan durasi 197 detik, dan jarak luncur 1.500 meter.

Berikutnya, awan panas guguran kesembilan pada pukul 8:22 WIB yang tercatat dengan amplitudo 30 mm dan durasi 127 detik, dan jarak luncur 1.500 meter.

Awan panas guguran ke-10 pada pukul 8:30 WIB yang tercatat dengan amplitudo 34 mm dan durasi 134 detik, dan jarak luncur 1.200 meter.

Awan panas guguran ke-11 pada pukul 9:08 WIB yang tercatat dengan amplitudo 32 mm dan durasi 126 detik, dan jarak luncur 1.200 meter.

Awan panas guguran ke-12 pada pukul 9:19 WIB yang tercatat dengan amplitudo 30 mm dan durasi 113 detik, dan jarak luncur 1.200 meter.

Awan panas guguran ke-13 pada pukul 9:31 WIB yang tercatat dengan amplitudo 20 mm dan durasi 112 detik, dan jarak luncur 1.000 meter.

Terakhir, terjadi pada pukul 09.42 WIB. Awan panas guguran ini tercatat dengan amplitudo 15 mm dan durasi 90 detik. Jarak luncur 900 meter ke arah barat daya.

BPPTKG mempertahankan status Gunung Merapi pada Level III atau Siaga dengan potensi bahaya saat ini berupa guguran lava dan awan panas pada sektor selatan-barat daya, meliputi sungai Boyong, Bedog, Krasak, Bebeng, dan Putih sejauh maksimal lima kilometer.

Sementara apabila terjadi letusan eksplosif, lontaran material vulkanik dapat menjangkau radius tiga km dari puncak.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement