Rabu 27 Jan 2021 07:23 WIB

Uni Eropa Tuntut Produsen Vaksin Covid-19 Hormati Komitmen

Dua perusahaan terlambat mengirim vaksin Covid-19 pesanan Uni Eropa

Rep: Rizky Suryarandika/ Red: Christiyaningsih
Dua perusahaan terlambat mengirim vaksin Covid-19 pesanan Uni Eropa. Ilustrasi.
Foto: AP Photo/Hans Pennink
Dua perusahaan terlambat mengirim vaksin Covid-19 pesanan Uni Eropa. Ilustrasi.

REPUBLIKA.CO.ID, BRUSSELS -- Uni Eropa (UE) memperingatkan raksasa farmasi yang mengembangkan vaksin Covid-19 untuk menghormati kewajiban kontrak. Peringatan ini dirilis setelah pengiriman suntikan yang terlambat dari dua perusahaan.

UE telah mengecam perusahaan farmasi AstraZeneca. UE menuduhnya gagal menjamin pengiriman vaksin virus corona tanpa penjelasan yang valid. UE juga menyatakan ketidaksenangan atas penundaan pengiriman vaksin dari Pfizer-BioNTech pekan lalu.

Baca Juga

"Eropa menginvestasikan miliaran untuk membantu mengembangkan vaksin Covid-19 pertama di dunia. Untuk menciptakan kebaikan bersama yang benar-benar global," kata Presiden Komisi UE Ursula von der Leyen dilansir Channel News Asia pada Selasa (26/1).

"Dan sekarang, perusahaan harus mewujudkannya. Mereka harus menghormati kewajiban mereka," lanjut Ursula.

Pernyataan yang disampaikan Ursula pada Selasa (26/1) menyoroti tingkat ketidakpercayaan yang telah tumbuh antara 27 negara anggota UE dan perusahaan farmasi selama sepekan terakhir. Pada Senin (25/1), UE mengancam akan memberlakukan kontrol ekspor ketat pada semua vaksin virus corona yang diproduksi di Eropa untuk memastikan perusahaan menghormati komitmen mereka kepada UE.

Baca juga : AS Berencana Buka Lagi Hubungan Diplomatik dengan Palestina

UE mengatakan sudah menyediakan 2,7 miliar euro untuk mempercepat penelitian vaksin dan kapasitas produksi. UE bertekad untuk mendapatkan sejumlah nilai uang itu dengan ratusan juta suntikan vaksin sesuai dengan jadwal yang telah ditetapkan oleh perusahaan.

"Eropa bertekad untuk berkontribusi bagi kebaikan bersama global ini, tetapi itu juga berarti bisnis," ujar Ursula.

UE berkomitmen untuk membeli 300 juta dosis AstraZeneca dengan opsi 100 juta suntikan tambahan. Akhir pekan lalu, AstraZeneca berencana mengurangi kontingen pertama dari 80 juta menjadi 31 juta. Penundaan dalam mendapatkan vaksin akan mempersulit pencapaian target awal dalam tujuan UE untuk memvaksinasi 70 persen orang dewasa pada akhir musim panas.

UE telah menandatangani enam kontrak vaksin untuk lebih dari dua miliar dosis. Akan tetapi sejauh ini hanya vaksin Pfizer-BioNTech dan Moderna yang telah disetujui untuk digunakan.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement