Rabu 27 Jan 2021 01:04 WIB

Telkom Terus Belanja Modal Demi Percepatan Digitalisasi

Telkom terus berkolaborasi demgan berbagai instansi dalam penyediaan aplikasi digital

Rep: Muhammad Nursyamsi/ Red: Gita Amanda
Telkom
Foto: Telkom Indonesia
Telkom

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Direktur Utama PT Telkom Indonesia (Persero), Ririek Adriansyah, mengatakan Telkom konsisten menetapkan capital expenditure (capex) atau belanja modal sebesar 25 persen dari total pendapatan perseroan. Ririek menyebut alokasi belanja modal tetap dipertahankan guna melaksanakan sejumlah aksi korporasi perusahaan.

Ririek menyampaikan alokasi anggaran paling banyak menyasar pada pengembangan infrastuktur, khususnya telekomunikasi dan broadband. "Kita juga akan spending investasi berbagai platform digital seperti data center cukup besar yang ada di wilayah Pak Cikarang, Jawa Barat (Jabar), yang sedang kita garap," ujar Ririek dalam Webinar Bisnis Indonesia Business Challenges 2021 bertajuk "Akselerasi Pemulihan Ekonomi" di Jakarta, Selasa (26/1).

Baca Juga

Ririek mengatakan pusat data bernama Telkom Hyperscale Data Center (HDC) ini semakin memantapkan langkah Telkom menjadi digital telco serta memperkuat fondasi bisnis digital di masa depan.

Selain membangun pusat data berskala global, Telkom juga terus berkolaborasi demgan berbagai instansi dalam penyediaan aplikasi digital. Ririek mengambil contoh upaya Telkom dalam membangun Pasar Digital (PaDi) UMKM milik Kementerian BUMN. Ririek menilai platform ini sangat bermanfaat bagi UMKM yang saat ini terdampak pandemi agar bisa segera pulih.

"Kita yakini Soko Guru pemulihan ekonomi nasional ada di UMKM yang jumlahnya lebih dari 60 juta sehingga kita harap bisa membantu mereka segera pulih, memperluas pasar mereka, dan ekonomi akan membaik," ucap Ririek.

Selain aksi korporasi jangka pendek, lanjut Ririek, Telkom juga memiliki rencana jangka panjang dalam menghadapi situasi pascapandemi. Salah satunya dengan menambah kapasitas, termasuk juga pengembangan konektivitas untuk wilayah tertinggal, terdepan, dan terluar (3T).

"Kami mendukung program Kemenkominfo saat ini masih ada 11 ribu desa yang belum tersedia konektivitas, kami ikut mendukung kesuksesan program pembangunan layanan telekomunikasi di wilayah 3T, khususnya di desa-desa yang sampai saat ini belum menikmati layanan tersebut," kata Ririek.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement