Rabu 27 Jan 2021 00:57 WIB

Ekonom: Pemulihan Ekonomi Kemungkinan Berjalan Lebih Lambat

Jumlah kasus positif Covid-19 di Indonesia sudah melampaui angka 1 juta.

Rep: Adinda Pryanka/ Red: Nidia Zuraya
Pemulihan ekonomi nasional. Ilustrasi
Foto: Akbar Nugroho Gumay/ANTARA FOTO
Pemulihan ekonomi nasional. Ilustrasi

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA – Ekonom Institute for Development of Economic and Finance (Indef) Bhima Yudhistira menilai, pemulihan ekonomi Indonesia akan berjalan lebih lambat dibandingkan proyeksi. Sebab, tingkat kasus positif Covid-19 masih tinggi yang berpotensi menghambat laju aktivitas perekonomian. 

Merujuk pada situs resmi Kawal Covid-19, per Selasa (26/1), jumlah kasus positif Covid-19 di Indonesia sudah melampaui angka 1 juta. Bhima menyebutkan, realisasi ini akan berdampak pada rasa takut masyarakat untuk beraktivitas seperti biasa.

Baca Juga

Kebijakan pembatasan aktivitas sosial dan ekonomi pun berpotensi untuk diterapkan secara lebih ketat. Rentetan ini efek ini diproyeksikan menyebabkan konsumsi rumah tangga yang menjadi tulang punggung struktur perekonomian Indonesia mengalami kontraksi pada kuartal pertama 2021.

"Semula ada optimisme, tapi sepertinya, pemulihan ekonomi bisa berjalan lebih lambat dari yang diperkirakan," tutur Bhima kepada Republika.co.id, Selasa (26/1).

Proses vaksinasi yang selama ini disebut sebagai game changer pada kondisi pandemi dinilai Bhima tidak serta merta menjadi motor utama pemulihan ekonomi. Perbaikan situasi ekonomi hanya dapat terakselerasi ketika penanganan kasus harian Covid-19 berjalan lebih optimal, diiringi dengan stimulus pemerintah yang masif.

Bhima menuturkan, dampak kasus harian yang masih tinggi terutama berdampak pada masyarakat kelas menengah ke atas. Selama pandemi, mereka memilih menahan konsumsi dan menyimpan uang, sehingga Dana Pihak Ketiga (DPK) di perbankan tercatat naik.

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement