Selasa 26 Jan 2021 06:55 WIB

Bantuan untuk Korban Banjir Gunung Mas Terus Mengalir

Danone-AQUA telah memberikan bantuan air minum yang dibutuhkan korban banjir bandang.

Danone Indonesia menyerahkan bantuan kepada korban banjir di wilayah Puncak, Cisarua, Bogor.
Foto: Istimewa
Danone Indonesia menyerahkan bantuan kepada korban banjir di wilayah Puncak, Cisarua, Bogor.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Curah hujan yang tinggi beberapa bulan terakhir ini telah mengakibatkan banjir bandang dan longsor di beberapa daerah di Jawa Barat. Pada 19 Januari 2021 lalu banjir bandang melanda kawasan Gunung Mas, Puncak, Desa Tugu Selatan, Kecamatan Cisarua, Kabupaten Bogor.

Banjir bandang ini terjadi akibat longsor di gunung yang mengakibatkan banjir ke pemukiman warga. Dampak dari peristiwa ini, sebanyak 900 warga terpaksa harus diungsikan.

Danone-AQUA telah memberikan bantuan air minum yang dibutuhkan masyarakat yang terkena dampak banjir bandang itu. Penyerahan bantuan ini diberikan kepada pihak Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) dan Kepala Bidang Dinas Sosial Kabupaten Bogor, di Aula PTPN VIII untuk disalurkan kepada warga yang saat ini berada di tempat pengungsian.

"Bantuan Danone-AQUA ini merupakan wujud kepedulian perusahaan terhadap situasi dan kondisi masyarakat yang sedang mengalami musibah. Ketersediaan air minum pada saat banjir seperti ini tentu sangat dibutuhkan. Oleh karena itu kami segera menurunkan tim untuk dapat menyalurkan bantuan air minum untuk masyarakat yang terdampak. Semoga bantuan dapat meringankan beban warga yang terkena musibah ini," kata Murtijo Utomo, Senior External Relations Manager Danone-AQUA Region Jawa Barat dalam rilisnya, Senin (25/1).

Pada beberapa peristiwa bencana sebelumnha, Danone-AQUA juga menurunkan bantuan seperti penyediaan alat berat (excavator) untuk menangani longsor yang terjadi di Kecamatan Cisalak dan Kecamatan Tanjung, Kabupaten Subang pada akhir tahun lalu.

Longsor terjadi di beberapa desa di dua kecamatan tersebut telah mengakibatkan sawah-sawah masyarakat terendam banjir, merusak saluran irigasi, dan memutus jalur utama jalan provinsi. Selain itu Danone-AQUA pun menyalurkan bantuan air minum kepada warga masyarakat yang terkena musibah ini.

Dalam penanganan longsor di Kabupaten Subang ini Danone-AQUA berkoordinasi dengan Badan Penanggulan Bencana Daerah (BPBD) Subang, Dinas PUPR Kecamatan Cisalak dan Tanjung, dan Perum Jasa Tirta. Koordinasi ini membuat proses penanganan longsor dapat berjalan cepat dan lancar.

Pada saat banjir bandang paling parah terjadi di tiga kecamatan di kaki gunung Salak, Sukabumi, yaitu Cicurug, Cidahu, dan Parungkuda pada September 2020, Danone-AQUA juga turut berupaya untuk membantu warga yang terdampak.

Selain bantuan air minum, perusahaan juga menyediakan posko kesehatan di Kampung Nyangkowek, Desa Mekarsari termasuk dokter dan tenaga medis untuk melayani warga dan para relawan, memberi obat-obatan, bantuan sembako, masker dan sarung tangan, hingga bantuan kompor dan gas beserta regulator. Danone juga menyediakan Posko Kesehatan yang dilengkapi dua toilet portabel.

"Hal ini merupakan inisiatif perusahaan dalam menyikapi situasi dan kondisi masyarakat yang sedang mengalami musibah. Selain bantuan berupa barang barang kebutuhan, para karyawan Danone-AQUA pun langsung turun sebagai relawan membantu warga masyarakat yang terdampak. Kami yakin bantuan yang diberikan banyak pihak termasuk Danone-AQUA bisa membantu meringankan penderitaan korban banjir di Cicurug, Cidahu, dan Parungkuda," kata Michael Liemena selaku Regional Communications Manager Danone Indonesia.

Danone-AQUA juga bekerjasama dengan Muspika Cicurug melakukan kegiatan normalisasi sungai dan badan sungai Cicatih sejauh 250 meter paska banjir bandang. Danone-AQUA menurunkan satu unit excavator dan 40 relawan Pabrik AQUA Mekarsari dan Babakan Pari ke sungai Cicatih untuk membersihkan material lumpur dan sampah-sampah lainnya. Pekerjaan yang dilaksanakan pada 28 September 2020  ini berlangsung sekitar dua pekan.

"Tujuan dari kegiatan normalisasi sungai ini adalah untuk meminimalkan dampak banjir bandang dan menormalkan aliran air sungai Cicatih supaya ke depannya dapat meminimalkan risiko terjadinya musibah banjir," kata Michael.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement