Senin 25 Jan 2021 20:49 WIB

RS Jepang Kewalahan, 15 Ribu Pasien Covid di Daftar Tunggu

Tokyo menghadapi situasi paling kritis dengan tingginya warga terinfeksi Covid-19

Rep: Kamran Dikarma/ Red: Nur Aini
Orang-orang muda yang mengenakan topeng pelindung berjalan di persimpangan jalan di Shibuya, dekat department store mode Shibuya 109, di Tokyo, Jepang, 03 Agustus 2020. Pemerintah Metropolitan Tokyo mengumumkan pada 03 Agustus 2020 258 kasus baru yang dikonfirmasi tentang penyakit coronavirus (COVID- 19). Ini adalah hari ketujuh berturut-turut menandai lebih dari 200 kasus terdaftar per hari. Jumlah total orang yang terinfeksi di Jepang telah melebihi 40.000. Menurut laporan, 170 dari 258 orang yang terinfeksi adalah orang berusia 20-an dan 30-an.
Foto: EPA-EFE/KIMIMASA MAYAMA
Orang-orang muda yang mengenakan topeng pelindung berjalan di persimpangan jalan di Shibuya, dekat department store mode Shibuya 109, di Tokyo, Jepang, 03 Agustus 2020. Pemerintah Metropolitan Tokyo mengumumkan pada 03 Agustus 2020 258 kasus baru yang dikonfirmasi tentang penyakit coronavirus (COVID- 19). Ini adalah hari ketujuh berturut-turut menandai lebih dari 200 kasus terdaftar per hari. Jumlah total orang yang terinfeksi di Jepang telah melebihi 40.000. Menurut laporan, 170 dari 258 orang yang terinfeksi adalah orang berusia 20-an dan 30-an.

REPUBLIKA.CO.ID, TOKYO -- Jepang mulai kewalahan menangani pandemi Covid-19 di negaranya. Sebuah survei yang dibuat Kyodo News menyebut terdapat lebih dari 15 ribu pasien virus corona di sana yang berada dalam daftar tunggu rumah sakit. 

Kyodo News melalukan survei di 11 prefektur yang berada dalam keadaan darurat sejak awal bulan ini. Tokyo menghadapi situasi paling kritis dengan jumlah warga yang terinfeksi mencapai 7.539 orang. 

Baca Juga

Data Kementerian Kesehatan Jepang menunjukkan jumlah pasien di pusat isolasi di rumah melonjak dari 6.429 pada 9 Desember 2020 menjadi 35.394 pada 20 Januari. Menteri Jepang yang bertanggung jawab atas vaksinasi Taro Kono mengatakan kepada komite parlemen bahwa pihaknya akan mengadakan simulasi vaksinasi di Kawasaki, dekat Tokyo. 

"Kami akan menilai berapa lama (untuk memvaksinasi) dan seberapa besar sistem yang dibutuhkan. Kemudian kami akan menginformasikan hasilnya kepada pemerintah kota," ujar Kono. 

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement