Senin 25 Jan 2021 14:39 WIB

Soal Daging Sapi, DPR: Pak Mentan Siap-Siap Kena Bully Lagi

Rata-rata harga daging sapi tahun ini bisa lebih tinggi dari tahun lalu.

Rep: Dedy Darmawan Nasution/ Red: Nidia Zuraya
Pedagang berjualan daging sapi di Los Daging Pasar Ciroyom, Bandung, Jawa Barat, Jumat (22/1/2021). Rata-rata harga daging sapi tahun ini diprediksi bisa lebih tinggi dari tahun lalu.
Foto: Antara/Novrian Arbi
Pedagang berjualan daging sapi di Los Daging Pasar Ciroyom, Bandung, Jawa Barat, Jumat (22/1/2021). Rata-rata harga daging sapi tahun ini diprediksi bisa lebih tinggi dari tahun lalu.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Komisi IV DPR mengingatkan Kementerian Pertanian (Kementan) agar mulai mencari cara dan terobosan dalam upaya peningkatan produksi sapi dalam negeri. Peringatan itu dilayangkan seiring adanya persoalan harga daging yang naik saat ini.

Ketua Komisi IV DPR, Sudin, mengatakan, rata-rata harga daging sapi tahun ini bisa lebih tinggi dari tahun lalu. Pasalnya, terdapat persoalan pada pasokan sapi bakalan impor dari negara produsen seperti Australia.

Baca Juga

"Saya yakin 2021 daging sapi tetap lebih mahal karena hari ini mereka tahan stok, lalu dijual ke Vietnam dari Australia. Dari Vietnam dipotong dibawa ke China," kata Sudin dalam Rapat Kerja Komisi VI DPR, Senin (25/1).

Sudin mengatakan, persoalan stok dari Australia yang membuat mahal menurutnya berawal dari kejadian kebakaran tahun 2019 lalu. Lalu ditambah bencana banjir pada 2020. Itu membuat para pengusaha peternakan sapi di Australia tengah menanggung kerugian yang besar.

 

"Maka, Pak Mentan (Syahrul Yasin Limpo) siap-siap saja nanti kalau tidak ada solusi akan di-bully lagi masalah daging," kata Sudin menambahkan.

Menurutnya, Direktorat Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan memiliki alokasi anggaran yang cukup besar setiap tahunnya. Namun, pengembangan sapi lokal cenderung jalan di tempat sehingga sulit melepaskan Indonesia dari impor.

Situasi itu, kata Sudin, membuat pemerintah khususnya Kementan terlena dengan kebijakan impor. "Kami juga akan mengundang Bulog, termasuk RNI dan Berdikari agar bisa dijelaskan berapa stok daging yang dimiliki sekarang," ujarnya.

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement