Senin 25 Jan 2021 11:00 WIB

Bajak Laut Nigeria Serang dengan Cara Lebih Canggih

Bajak laut di lepas pantai Nigeria culik 15 pelaut dari sebuah kapal kontainer Turki

Rep: Dwina Agustin/ Red: Christiyaningsih
Bajak laut. Ilustrasi.
Foto: Afrika News
Bajak laut. Ilustrasi.

REPUBLIKA.CO.ID, ISTANBUL -- Bajak laut di lepas pantai Nigeria menculik 15 pelaut dari sebuah kapal kontainer Turki di Teluk Guinea pada Sabtu (23/1). Serangan ini dilakukan secara kejam hingga menimbulkan korban jiwa.

Seorang pelaut asal Azerbaijan meninggal dunia dalam serangan itu. Sementara, menurut pemerintah masing-masing dan daftar awak yang dilihat oleh Reuters, mereka yang diculik berasal dari Turki.

Baca Juga

Laporan dari awak, anggota keluarga, dan sumber keamanan menggambarkan serangan itu dilakukan secara canggih dan terorganisir. Para perompak bersenjata naik ke kapal dan menembus benteng pelindungnya, kemungkinan dengan bahan peledak.

"Fakta bahwa seseorang meninggal, jumlah orang yang ditangkap, dan penggunaan bahan peledak yang nyata untuk menembus benteng kapal berarti hal itu berpotensi mengubah permainan,” kata CEO dari EOS Risk Group yang berbasis di Inggris, David Johnson.

"Ini jelas cukup canggih dan jika perompak telah memutuskan untuk menggunakan amunisi, itu adalah langkah besar," kata Johnson.

Laporan maritim menyatakan kapal berbendera Liberia itu sedang menuju ke Cape Town dari Lagos ketika diserang 160 kilometer dari pulau Sao Tome. Sebanyak tiga pelaut tetap di Mozart, yang pada Ahad (24/1) malam telah menerima bantuan di perairan Gabon di Afrika tengah.

"Kapal itu berada di perairan kami dan para pelaut kami membantu beberapa mil laut dari Port Gentil," kata juru bicara kepresidenan Gabon, Jessye Ella Ekogha.

Kantor Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan mengatakan telah mengatur pejabat dalam penyelamatan personel kapal yang diculik. Erdogan berbicara dua kali melalui telepon dengan kapten keempat kapal, Furkan Yaren, yang tetap berada di kapal setelah serangan itu.

Laporan Anadolu Agency yang mengutip Yaren mengatakan, dia telah melaju secara membabi buta menuju Gabon dengan kerusakan pada pengaturan kapal dan hanya radar yang berfungsi. Para perompak itu memukuli awak kapal dan meninggalkannya dengan cedera kaki. Sementara yang lain masih berada di kapal mengalami luka pecahan peluru.

Perusahaan pemilik kapal Boden yang berbasis di Istanbul mengatakan bahwa pemilik dan operator kapal diculik dengan todongan senjata. Sedangkan perusahaan keamanan Ambrey mengatakan empat pria bersenjata menaiki Mozart dan memasuki tempat kru disarankan untuk bersembunyi dalam serangan  dari dek di atas kabin.

sumber : Reuters
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement