Ahad 24 Jan 2021 20:31 WIB

Ini Alasan Mantan Wako Padang Buat Aturan Siswi Berjilbab

Fauzi Bahar mengatakan tujuan membuat aturan karena Sumbar kental dengan nuansa Islam

Rep: Febrian Fachri/ Red: Bayu Hermawan
mantan Wali kota Padang Fauzi Bahar.
Foto: antara
mantan Wali kota Padang Fauzi Bahar.

REPUBLIKA.CO.ID, PADANG -- Mantan Wali Kota Padang periode 2004-2014 Fauzi Bahar menjelaskan beberapa alasan dirinya mengeluarkan aturan mengenakan jilbab bagi siswi di Kota Padang saat ia masih menjabat. Fauzi mengeluarkan aturan siswi harus memakai baju kurung, rok panjang dan mengenakan jilbab pada tahun 2005 lalu.

Tujuan utama menurut Fauzi adalah untuk mencerminkan identitas perempuan minang yang menutup aurat. Fauzi ingin dunia pendidikan di Padang khususnya dan Sumbar pada umumnya mencerminkan jati diri Sumbar yang kental dengan nuansa Islami.

Baca Juga

"Menutup kepala, memakai kerudung dan jilbab itu kebudayaan Minangkabau. Kami ingin institusi dunia pendidikan berbusana muslim agar itu menjadi cermin dari Sumatera Barat," kata Fauzi, Ahad (24/1).

Kemudian alasan lain menurut Fauzi untuk menghindarkan pelajar perempuan dari aksi kejahatan. Dengan berpakaian menutup aurat peluang siswi menjadi korban kejahatan seksual menjadi terminimalkan. Alasan tidak kalah penting lanjut Fauzi dari penerapan memakai jilbab adalah untuk mempersempit jurang pemisah antara murid anak orang kaya dengan anak orang miskin.

 

Dulu sebelum sekolah menerapkan aturan berjilbab menurut Fauzi sangat terlihat perbedaan aksesoris anak orang kaya dengan anak orang miskin dari perhiasan yang dikenakan. Seperti gelang, kalung dan anting.

Baca juga : Alumnus Non-Muslim Merasa tak Pernah Dipaksa Berjilbab

"Kan tidak semua orang tua mampu membelikan anak-anaknya anting emas dan perhiasan lainnya. Ketika semua sudah berjilbab, jurang pemisah itu jadi makin dipersempit," ujar Fauzi.

Fauzi menambahkan dengan memakai jilbab, anak-anak perempuan yang belajar di sekolah negeri menjadi lebih anggun. Fauzi melihat tidak ada memakai jilbab yang justru membuat kaum perempuan menjadi jelek. Fauzi menegaskan aturan yang ia buat tidak pernah memaksa siswi non-muslim juga harus memakai jilbab. Untuk siswi non-muslim menggunakan jilbab hanya bersifat imbauan.

Tapi pada kenyataannya mayoritas siswi non-muslim di sekolah negeri di Kota Padang menggunakan jilbab karena tidak ingin ada perbedaan mencolok dari teman-temannya yang lain.

"Mungkin maksud kepala sekolah meminta siswi non-muslim juga memakai jilbab agar menghindari bully-an sesama teman karena mengenakan seragam berbeda dari murid-murid yang lain," kata Fauzi menambahkan.

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement