Sabtu 23 Jan 2021 20:34 WIB

Ashoka Ajak Pemuda Pimpin Gerakan Pembaharuan Bangsa

Pemuda tangguh harus mampu berkolaboratif, menciptakan solusi dari masalah dibutuhkan

Kemajuan sebuah bangsa ditentukan peran individu yang ada di dalamnya. Kemampuan mereka untuk bergerak cepat merubah keadaan akan mambawa kemajuan bangsanya. Ashoka, sebuah lembaga swadaya masyarakat, membangun gerakan Everyone a Changemaker bersama para pemuda dan mitra strategis yang berkomitmen  melahirkan kepemimpinan anak muda di Indonesia.
Foto: istimewa
Kemajuan sebuah bangsa ditentukan peran individu yang ada di dalamnya. Kemampuan mereka untuk bergerak cepat merubah keadaan akan mambawa kemajuan bangsanya. Ashoka, sebuah lembaga swadaya masyarakat, membangun gerakan Everyone a Changemaker bersama para pemuda dan mitra strategis yang berkomitmen melahirkan kepemimpinan anak muda di Indonesia.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA--Kemajuan sebuah bangsa ditentukan peran individu yang ada di dalamnya. Kemampuan mereka untuk bergerak cepat merubah keadaan akan mambawa kemajuan bangsanya. Ashoka, sebuah lembaga swadaya masyarakat, membangun gerakan Everyone a Changemaker bersama para pemuda dan mitra strategis yang berkomitmen  melahirkan kepemimpinan anak muda di Indonesia.

Mereka yang lahir di tahun 90an dan seterusnya hidup di era penuh perubahan yang berlangsung cepat. Pada era ini, ketrampilan menjadi pembaharu menjadi ketrampilan kunci. Pemuda yang tangguh, mampu melihat masalah, mampu mengorganisir kerja kolaboratif untuk menyelesaikan masalah dan menciptakan solusi untuk kepentingan banyak orang (bukan hanya kepentingannya sendiri) merupakan pemuda yang paling dibutuhkan di masa depan.

Hal itu dilakukan Ashoka melalui gerakan Everyone a Changemaker. Sebuah gerakan yang menyadari kekuatan  individu, anak muda, orang dewasa, lansia, kaum difabel di manapun berada, untuk membuat perubahan. Gerakan ini bertujuan menumbuhkan keinginan dan ketrampilan setiap orang ikut serta menggerakkan perubahan positif, dimulai dengan ditumbuhkannya empati dan pengenalan serta praktek ketrampilan menjadi pembaharu di kalangan anak-anak dan anak muda. "Sebuah dunia, apabila semua orang pembaharu menjadi dunia di mana masalah tidak akan lebih banyak dari solusi. Ini adalah dunia di mana setiap orang, tidak hanya elit yang beruntung, dapat mengekspresikan cinta dan hormat dalam perbuatan nyata yang menjadi akar dari kebahagiaan dan kesehatan," kata Bill Drayton CEO Ashoka dalam keterangan tertulisnya, Sabtu (23/1). 

Gerakan Everyone a Changemaker di Indonesia berhasil memilih 12 kandidat Ashoka Young Changemaker dari 10 provinsi di Indonesia.  Di usia belia antara 12 hingga 20 tahun, sejumlah remaja Indonesia dapat mengidentifikasi masalah, membangun tim untuk bersama menciptakan solusi dan menggulirkan pembaharuan yang berdampak bagi banyak  pemuda lain, baik di sekitar mereka maupun di level nasional. Para kandidat Ashoka Young Changemaker akan mencapai tahap final wawancara panel pada tanggal 22-23 Januari 2021 secara daring.

Sebagai bagian dari gerakan Everyone a Changemaker yang dibangun Ashoka di Indonesia, Ashoka Young Changemaker diajak untuk mendesain bersama gerakan yang akan menumbuhkan inisiatif-inisiatif anak muda di seluruh Indonesia.

Ashoka yang didirikan Bill Drayton, pionir gerakan kewirausahaan sosial (social entrepreneurship) telah mendukung dan berinvestasi di lebih dari 3,800 wirausahawan sosial dari 93 negara di dunia yang tergabung sebagai Ashoka Fellows.

Ashoka menyadari gerakan Everyone a Changemaker harus dimulai sejak usia dini, sehingga setiap anak dan setiap anak muda dapat tumbuh berkembang menjadi pembuat solusi, pemmpin pembaharu, dan contributor aktif bagi kemashlatan bersama.

Ashoka Young Changemaker tidak dipilih untuk dirayakan sebagai fenomena luar biasa. Mereka justru dipilih atas kemampuan dan komitmen untuk menjadikan anak muda lain memiliki motivasi dan ketrampilan menggerakkan perubahan seperti mereka. 12 kandidat Ashoka Young Changemaker telah berhasil membangun inisiatif dalam berbagai bidang, mulai dari menciptakan board game, mendirikan perpustakaan, memutus rantai child trafficking, merevitalisasi produk dan lahan pertanian, merangkul anak 'bermasalah', membersihkan pantai, membangun budaya toleransi, dan banyak lagi lainnya.

 

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement