Sabtu 23 Jan 2021 15:15 WIB

Lloyd Austin, Jenderal AS yang Menembus Batasan Rasial

Austin menjadi komandan Afrika-Amerika pertama divisi infantri dalam pertempuran.

Rep: Lintar Satria/ Red: Teguh Firmansyah
Pensiunan Jenderal Angkatan Darat Lloyd Austin, pilihan Biden untuk menjadi menteri pertahanan, meninggalkan podium setelah berbicara di teater The Queen di Wilmington, Del., Rabu, 9 Desember 2020.
Foto: AP Photo/Susan Walsh
Pensiunan Jenderal Angkatan Darat Lloyd Austin, pilihan Biden untuk menjadi menteri pertahanan, meninggalkan podium setelah berbicara di teater The Queen di Wilmington, Del., Rabu, 9 Desember 2020.

REPUBLIKA.CO.ID, WASHINGTON -- Usai dikonfirmasi Senat, Lloyd Austin menjadi warga Afrika-Amerika pertama yang memimpin Pentagon. Tapi ini bukan pertama kalinya ia menjadi yang 'pertama'. Sepanjang 41 tahun karirnya di militer Amerika Serikat (AS) ia kerap menjadi yang pertama.

Dalam video yang diunggah di media sosial Twitter 12 Januari lalu Austin mengatakan ia sering menjadi orang Afrika-Amerika pertama yang menduduki jabatan tertentu. Jenderal yang pensiun tahun 2016 itu selalu berhasil menembus batasan-batasan rasial dan menduduki jabatan yang biasanya diisi orang kulit putih.

Baca Juga

"Ini bukan pertama kalinya saya menjadi yang pertama," kata Austin dalam video diunggah setelah Presiden Joe Biden mencalonkannya sebagai Menteri Pertahanan AS dua pekan yang lalu.

"Saat saya Letnan Kolonel saya dipilih sebagai Perwira Operasi untuk Divisi Penerjun ke-82, seorang Afrika-Amerika pertama yang menjabat posisi tersebut," tambahnya.

Kemudian Austin juga komandan Afrika-Amerika pertama divisi infantri dalam pertempuran. Setelah itu ia Afrika Amerika pertama yang mengepalai Koprs Angkatan Darat di pertempuran. Ia juga Afrika-Amerika pertama yang menjabat sebagai Wakil Kepala Staf Angkatan Darat AS.

"Afrika-Amerika pertama Komandan CENTCOM (Komando Pusat Angkatan Darat AS), sulit untuk dipercayai tapi memang seperti itu, ada banyak komentar menyedihkan di sini, dan itu adalah harusnya tidak perlu begitu lama bagi kami untuk sampai di sini," kata Austin dalam video tersebut.

"Seharusnya sudah ada orang sebelum saya," tambahnya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement