Sabtu 23 Jan 2021 10:43 WIB

ISIS Mengaku Pelaku Bom Ganda di Baghdad

ISIS Mengaku Pelaku Bom Ganda di pasar Baghdad

Rep: Dwina Agustin/ Red: Muhammad Subarkah
Bom Bunuh Diri Kembar Di Pasar Baghdad Menewaskan Sedikitnya 32 Luka Di Atas 100 Jaclyn Diaz, Alice Fordham 21 Januari 2021 Serangan bom bunuh diri yang jarang terjadi di pasar Baghdadi yang sibuk menewaskan dan melukai puluhan warga sipil pada Kamis sore (21/1).
Foto: Google.com
Bom Bunuh Diri Kembar Di Pasar Baghdad Menewaskan Sedikitnya 32 Luka Di Atas 100 Jaclyn Diaz, Alice Fordham 21 Januari 2021 Serangan bom bunuh diri yang jarang terjadi di pasar Baghdadi yang sibuk menewaskan dan melukai puluhan warga sipil pada Kamis sore (21/1).

IHRAM.CO.ID, --  BAGHDAD -- Kelompok ISIS telah mengklaim bertanggung jawab atas bom bunuh diri yang paling mematikan dalam hampir tiga tahun di Baghdad, Irak, pada Kamis (21/1). Peristiwa yang terjadi di pasar yang ramai ini menewaskan 32 orang dan melukai 110 lainnya.

Setelah tengah malam, ISIS memposting klaim tanggung jawab atas serangan di saluran propaganda daring. Meskipun pemerintah Irak menyatakan telah mengalahkan ISIS secara teritorial, kelompok itu tidak pernah benar-benar pergi.

Penyerang pertama menarik kerumunan di pasar yang ramai di Tayaran Square  dengan mengaku merasa sakit. Kemudian, Kementerian Dalam Negeri menyatakan, dia meledakkan sabuk bahan peledaknya. Ketika lebih banyak orang berbondong-bondong ke tempat kejadian untuk membantu para korban, pelaku bom bunuh diri kedua meledakkan bahan peledaknya.

Serangan itu merupakan bom ganda pertama di Baghdad sejak Januari 2018. Pasar terbuka, tempat pakaian bekas dijual di kios-kios, telah dipenuhi orang-orang setelah pencabutan kuncian hampir satu tahun akibat Covid-19 di seluruh negara Timur Tengah.

Perdana Menteri Irak, Mustafa al-Khadhimi, memuji tekad warga terhadap kejahatan keji ISIS. "Orang-orang kami telah membuktikan tekad mereka dalam menghadapi terorisme Daesh," katanya di Twiiter, merujuk pada ISIS dengan akronim mereka dalam bahasa Arab.

Al-Kadhimi merombak beberapa pejabat keamanan tinggi setelah serangan itu. "Keinginan untuk hidup di antara orang-orang kita saat mereka menghadapi terorisme di tempat kejahatan keji di Bab al-Sharqi adalah pesan pembangkangan dan keberanian yang tak tertandingi," ujar al-Khadhimi.

Seorang fotografer kantor berita //AFP// di tempat kejadian mengatakan, pasukan keamanan telah menutup daerah itu. Tempat pakaian berlumuran darah berserakan di jalan-jalan berlumpur dan paramedis bergegas untuk mengambil korban.

Kementerian Kesehatan mengatakan, lebih banyak nyawa telah meninggal di tempat serangan itu. Sedangkan sebagian besar yang terluka telah dirawat dan diperiksa dari rumah sakit.

"[ISIS] memiliki transisi yang relatif mulus menjadi pemberontakan dan meskipun didorong keluar dari daerah perkotaan ke daerah pedesaan, dia terus beroperasi dan melakukan serangan terhadap pasukan keamanan dan pos pemeriksaan di daerah terpencil," kata Simona Foltyn dari Aljazeera.

Menteri Luar Negeri Irak, Fuad Hussein, telah mengakui bahwa ISIS masih menjadi ancaman. Negara tersebut membutuhkan dukungan dari kawasan dan negara internasional untuk mengatasinya.

"Tapi kami juga harus mengatakan bahwa sangat sulit untuk mengukur seberapa kuat sebenarnya sebuah organisasi. Kami tahu bahwa koalisi pimpinan AS untuk memerangi ISIS kurang melaporkan kasus serangan oleh ISIS terutama di daerah pedesaan terpencil karena mereka bergantung pada pasukan keamanan Irak untuk melaporkan kasus tersebut," kata Foltyn.

Presiden Barham Saleh memimpin tokoh politik dalam mengutuk serangan itu. Dia mengatakan pemerintah akan berdiri teguh melawan upaya jahat ini untuk mengguncang Irak. Pihak global, seperti AS, PBB, dan Uni Eropa pun mengutuk keras serangan itu.

Kekerasan seperti itu biasa terjadi di Baghdad selama pertumpahan darah yang terjadi setelah invasi pimpinan Amerika Serikat (AS) pada 2003. Dengan kekalahan teritorial kelompok itu pada akhir 2017, bom bunuh diri di kota itu menjadi langka. Tembok beton Baghdad dibongkar dan pos pemeriksaan di seluruh kota disingkirkan.

ISIS merebut sepertiga dari Irak pada 2014 dan sangat dekat dengan ibu kota. Namun, pertempuran sengit selama tiga tahun oleh pasukan Irak mendorong mereka mundur.

Hanya saja, sel-sel kelompok tersebut terus beroperasi di daerah gurun dan pegunungan. Biasanya menyerang pasukan keamanan atau infrastruktur negara dengan serangan korban yang sedikit. 

https://www.aljazeera.com/news/2021/1/22/islamic-state-claims-deadly-baghdad-twin-suicide-bombing

 
 

Advertisement
Berita Terkait
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement