Sabtu 23 Jan 2021 10:17 WIB

Komisi IX Pertimbangkan Program Mandiri Vaksinasi Covid-19

Apabila kebijakan vaksin mandiri diberlakukan, hal itu bersifat satu pintu.

Rep: Nawir Arsyad Akbar/ Red: Hiru Muhammad
Sejumlah relawan antre untuk di vaksin  pada simulasi vaksinasi COVID-19 di Puskesamas Tanah Sareal, Kota Bogor, Jawa Barat, Rabu (18/11/2020). Menteri Kesehatan (Menkes) Terawan Agus Putranto mengatakan, pemerintah menargetkan imunisasi COVID-19 akan diberikan kepada 67 persen dari 160 juta penduduk berusia 18-59 tahun atau sebanyak 107,2 juta orang, pemberian vaksinasi akan dilakukan melalui skema vaksin program dan vaksin mandiri.
Foto: ANTARA/Yulius Satria Wijaya
Sejumlah relawan antre untuk di vaksin pada simulasi vaksinasi COVID-19 di Puskesamas Tanah Sareal, Kota Bogor, Jawa Barat, Rabu (18/11/2020). Menteri Kesehatan (Menkes) Terawan Agus Putranto mengatakan, pemerintah menargetkan imunisasi COVID-19 akan diberikan kepada 67 persen dari 160 juta penduduk berusia 18-59 tahun atau sebanyak 107,2 juta orang, pemberian vaksinasi akan dilakukan melalui skema vaksin program dan vaksin mandiri.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA--Ketua Komisi IX DPR Felly Estelita Runtuwene mengatakan, ia mempertimbangkan untuk mendukung program mandiri vaksin Covid-19. Apabila memang kebijakan vaksinasi gratis pemerintah terhambat sejumlah masalah. "Jika nanti di kemudian hari hasil evaluasi prosesnya lambat, maka tidak menutup kemungkinan kami akan membahas skenario vaksin mandiri," ujar Felly kepada wartawan, Jumat (22/1).

Apabila kebijakan vaksin mandiri dilakukan, ia berharap hal tersebut bersifat satu pintu dan dikoordinasikan oleh pemerintah. Khususnya kepada Kementerian Kesehatan. "Dalam hal ini leading sectornya adalah Kementerian Kesehatan, karena sekali lagi semangatnya adalah bagaimana secepatnya herd immunity terbentuk," ujar Felly.

Namun untuk saat ini, Komisi IX dan pemerintah sepakat dengan adanya kebijakan vaksin Covid-19 gratis untuk masyarakat. Pasalnya, itu merupakan tanggung jawab negara yang sudah diamanatkan undang-undang. "Dengan tujuan bagaimana secepatnya terbentuk herd immunity tentu syaratnya adalah jumlah populasi yang divaksin," ujar Felly.

Presiden Joko Widodo (Jokowi) menyampaikan, saat ini pemerintah tengah mempertimbangkan kembali program vaksin Covid-19 secara mandiri alias berbayar. Hal ini menurutnya bisa diterapkan untuk mempercepat program vaksinasi ke seluruh masyarakat di Indonesia.

 

Jokowi mengatakan, opsi vaksin mandiri alias berbayar ini bisa saja diterapkan seperti rencana awal vaksinasi Covid-19. Menurutnya, vaksin mandiri ini akan membantu pemerintah untuk mempercepat terbentuknya herd immunity di masyarakat guna mencegah penularan pandemi yang lebih luas lagi. “Kita memang perlu mempercepat, perlu sebanyak-banyaknya. Apalagi biayanya ditanggung oleh perusahaan sendiri. Kenapa tidak?” kata dia.

 

 

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement