Jumat 22 Jan 2021 22:50 WIB

Tiga Klaster Dominasi Penambahan Kasus Covid-19 di Bali

Ada tiga klaster yang disebut mendominasi lonjakan kasus Covid-19 di Bali.

Petugas kesehatan melakukan tes usap terhadap pekerja pariwisata di Pengadilan Negeri Denpasar, Bali, Senin (28/12/2020). Kegiatan tes usap gratis tersebut diikuti sekitar 150 orang dari hakim, pegawai Pengadilan Negeri Denpasar, pengacara, wartawan dan pekerja pariwisata untuk mencegah penyebaran COVID-19.
Foto: ANTARA/Nyoman Hendra Wibowo
Petugas kesehatan melakukan tes usap terhadap pekerja pariwisata di Pengadilan Negeri Denpasar, Bali, Senin (28/12/2020). Kegiatan tes usap gratis tersebut diikuti sekitar 150 orang dari hakim, pegawai Pengadilan Negeri Denpasar, pengacara, wartawan dan pekerja pariwisata untuk mencegah penyebaran COVID-19.

REPUBLIKA.CO.ID, DENPASAR -- Dinas Kesehatan Provinsi Bali mencatat ada tiga klaster yang akhir-akhir ini mendominasi lonjakan penambahan kasus positif Covid-19 di Pulau Dewata.

"Penyebab lonjakan karena perluasan dari kasus sebelumnya yakni dari klaster upacara adat, banyak kerumunan. Kemudian menuju pada klaster keluarga. Dari klaster keluarga, bergerak ke klaster perkantoran, itu muter begitu saja," kata Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Bali dr Ketut Suarjaya di Denpasar, Jumat (22/1).

Ketika di perkantoran ada yang terpapar Covid-19, ujar Suarjaya, kemudian mengenai karyawan atau pegawai lainnya, lalu mengenai keluarga terdekat.

"Sekarang banyak sekali satu keluarga positif, bapaknya, ibunya, anaknya, kakeknya, neneknya. Setelah ditracing lagi, lanjut kontak eratnya, lanjut lagi sehingga pertambahan terus terjadi," ucapnya.

Intinya, kata Suarjaya, hasil "tracing" atau penelusuran dari kasus positif Covid-19 yang dari klaster upacara adat, keluarga sehingga menjadi klaster-klaster berikutnya.

"Bapak Gubernur sudah melarang isolasi mandiri karena dicurigai orang tidak disiplin, abai sehingga bisa menularkan kepada anggota keluarga yang lain. Isolasi mandiri disetop dan disiapkan hotel," ujarnya.

Suarjaya mengatakan hingga saat ini sudah ada 17 hotel di Bali yang digunakan sebagai tempat karantina bagi mereka yang terpapar Covid-19 berstatus orang tanpa gejala (OTG).

"Yang terbaru ada tambahan dua hotel yaitu Inna Grand Bali Beach dengan 140 tempat tidur dan Prime Plaza dengan 400 tempat tidur," ucapnya.

Dikutip dari laman https://infocorona.baliprov.go.id/, hingga Jumat (22/1), jumlah kumulatif kasus positif Covid-19 di Provinsi Bali sebanyak 23.219 orang. Untuk hari ini saja ada penambahan kasus baru sebanyak 313 orang (251 terinfeksi melalui transmisi lokal dan 62 orang pelaku perjalanan dalam negeri).

Sejak awal Januari 2021, kasus positif Covid-19 di provinsi itu mengalami lonjakan dengan rata-rata penambahan kasus harian lebih dari 200 orang. Bahkan penambahan kasus harian pada 20 Januari sebanyak 494 orang, dan 21 Januari sebanyak 483 orang.

Sementara itu, untuk kasus aktif atau pasien yang dalam perawatan hingga Jumat ini sebanyak 2.966 orang (12,77 persen) dan pasien yang sudah sembuh dari Covid-19 secara kumulatif sebanyak 19.633 orang (84,56 persen).

Sedangkan pasien yang meninggal dunia karena Covid-19 di Provinsi Bali secara kumulatif sebanyak 620 orang (2,67 persen)

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement