Jumat 22 Jan 2021 21:59 WIB

Komitmen dan Kerja Keras Tangani Limbah Medis Covid-19 

Perlu kerja keras dan komitmen tangani limbah medis Covid-19

Perlu kerja keras dan komitmen tangani limbah medis Covid-19. Ilustrasi penanganan limbah medis Covid-19.
Foto: ANTARA/M IBNU CHAZAR
Perlu kerja keras dan komitmen tangani limbah medis Covid-19. Ilustrasi penanganan limbah medis Covid-19.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA— Sejak masa pandemi, penggunaan masker, sarung tangan dan APD meningkat cukup drastis. Tidak hanya berasal dari rumah sakit saja, tetapi juga limbah medis seperti masker, sarung tangan dan APD yang berasal dari rumah tangga.

Bahkan gaya hidup baru seperti belanja daring, menambah daftar permasalahan dalam penanganan sampah plastik yang sampai hari ini belum tuntas.   

Baca Juga

Direktur Bank Sampah Nusantara (BSN) Lembaga Penanggulangan Bencana dan Perubahan Iklim Nahdatul Ulama (LPBINU), Fitri Aryani, mengatakan ketika area publik di masa PSBB mengalami penurunan jumlah sampah, rumah sakit, hotel/wisma karantina/isolasi dan rumah tangga justru mengalami kenaikan jumlah timbunan sampah yang sangat tinggi, terutama sampah/limbah medis. 

"Banyak masyarakat yang memakai masker medis atau masker sekali pakai dari rumah sendiri, tanpa mengetahui bagaimana cara menanganinya," kata Fitri Aryani dalam Webinar bertajuk Penanganan dan Pengolahan Sampah/Limbah Medis di Masa Pandemi Covid-19 yang digelar BSN LPBINU bekerjasama dengan Radesa Institute dan WFD The Conservatives, Jumat (22/1) dengan moderator Billy Ariez dari Radesa Institute.

Fitri mengatakan persoalan sampah bukan hanya terkait dengan dampak kesehatan lingkungan atau udara, namun dapat juga berdampak menjadi faktor penyebab bencana dan dampak perubahan iklim. 

Persoalan mendasar pengelolaan sampah yaitu rendahnya kapasitas pemerintah daerah, rendahnya kepedulian publik, tren komposisi sampah naik, penegakan hukum, serta peran dan tanggung jawab produsen. "Kurangnya pengetahuan dan kesadaran menyebabkan rendahnya kepedulian publik terkait sampah, pemilahan dan pengelolaannya," katanya. 

Sementara itu, Plt Kepala Dinas LHK Provinsi DKI Jakarta Syaripudin mengatakan, sumber limbah medis berasal dari limbah RS dan rumah tangga. Dia menjelaskan pengelolaan limbah infeksius dari fasilitas pelayanan kesehatan Covid-19. Pertama, sampah dari RS dikelola melalui proses insenerasi, kemudian dikelola pihak ketiga. Kedua, dari RS kemudian diangkut dan dibawa ke pengolah. 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement