REPUBLIKA.CO.ID, BAGHDAD— Negara Islam Irak Suriah (ISIS) mengklaim dua pelaku bom bunuh diri di Tayaran Square di pusat kota Baghdad adalah utusan mereka. Otoritas Kesehatan Baghdad mengatakan setidaknya 110 orang terluka akibat ledakan tersebut.
"Seorang (pembom) datang, jatuh ke tanah dan mulai mengeluh 'perut saya sakit' dan dia menekan detonator di tangannya. Langsung meledak. Orang-orang terluka," kata seorang pedagang kaki lima yang tidak mau disebutkan namanya yang dikutip di France24, Jumat (22/1).
"Kelompok teroris ISIS mungkin berdiri di belakang serangan itu," kata kepala Pertahanan Sipil Mayjen Kadhim Salman kepada wartawan, menggunakan akronim bahasa Arab untuk ISIS.
Sebuah video yang diambil dari atap dan diedarkan di media sosial, menunjukkan ledakan kedua dari orang-orang yang berkumpul di daerah tersebut. Gambar itu juga menunjukkan beberapa orang meninggal dunia dan terluka.
Perdana Menteri Mustafa al-Kadhimi mengadakan pertemuan mendesak dengan komandan keamanan tertinggi untuk membahas serangan yang terjadi Kamis (21/1) itu, kata kantor perdana menteri dalam sebuah pernyataan singkat. Pasukan keamanan Irak dikerahkan dan jalan-jalan utama diblokir untuk mencegah kemungkinan serangan lebih lanjut.
Menyusul pertemuan mendesak, Kadhimi juga memberikan keputusan pemecatan bagi komandan keamanan dan polisi utama, wakil menteri dalam negeri urusan intelijen, direktur kontra terorisme dan intelijen di kementerian dalam negeri dan komandan pasukan polisi federal, kata seorang juru bicara militer dalam sebuah pernyataan.
Serangan bunuh diri terhadap sasaran sipil adalah taktik hampir setiap hari dari pemberontak Muslim Sunni selama pendudukan Amerika Serikat di Irak setelah invasi yang menggulingkan Saddam Hussein pada 2003, dan kemudian digunakan ISIS, yang pejuangnya menyapu sepertiga negara itu di 2014.
Pada 2017 para pejuang telah diusir dari semua wilayah yang mereka kuasai, meskipun mereka terus melakukan pemberontakan tingkat rendah terhadap pasukan Irak dan menyerang pejabat terutama di wilayah utara.
Ikuti Whatsapp Channel Republika
