Jumat 22 Jan 2021 19:05 WIB

'SOS' Saung Angklung Udjo Terdampak Pandemi Covid-19 

Saung Angklung Mang Udjo ini hanya layani 20 pengunjung setiap per harinya.

Rep: M Fauzi Ridwan/ Red: Agus Yulianto
Pemain Angklung menghibur wisatawan saat pertunjukan di Saung Angklung Udjo, Bandung, Jawa Barat, Ahad (29/11/2020). Alat musik sekaligus karya seni tradisional asal Jabar, angklung, pada tahun 2020 telah satu dekade diakui UNESCO sebagai warisan budaya dunia kategori Tak Benda sejak dikukuhkan pada November 2010 lalu.
Foto: ANTARA/Novrian Arbi
Pemain Angklung menghibur wisatawan saat pertunjukan di Saung Angklung Udjo, Bandung, Jawa Barat, Ahad (29/11/2020). Alat musik sekaligus karya seni tradisional asal Jabar, angklung, pada tahun 2020 telah satu dekade diakui UNESCO sebagai warisan budaya dunia kategori Tak Benda sejak dikukuhkan pada November 2010 lalu.

REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG -- Saung Angklung Udjo di Kota Bandung menjadi salah satu objek wisata kebudayaan Sunda yang turut terdampak pandemi Covid-19. Tiap pekan, pengunjung yang datang hanya sebanyak 20 orang berbanding terbalik saat kondisi normal yang dapat menampung 2.000 wisatawan lokal dan mancanegara.

"Kami sudah tidak aktif sejak Maret--maksudnya (pengunjung)--tidak normal. Kita tamu biasanya 2.000 perhari, sekarang 20 orang perhari aja udah repot," ujar Direktur Saung Angklung Udjo, Taufik Hidayat saat dikonfirmasi, Jumat (22/1).

Ia mengungkapkan, pemasukan di masa pandemi Covid-19 terbilang nol jauh berbeda dengan pengeluaran yang harus terus berjalan hingga ratusan juta. Selain itu, pihaknya harus mengembalikan uang muka yang sudah dipesan oleh konsumen menggunakan uang kas.

"Bukan hanya pertunjukan, buka wedding dibatasi tiba-tiba peraturan baru. Cancel lagi. Padahal kita sudah investasi infrastruktur," katanya.

photo
Pengunjung menjalani rapid test antigen di Saung Angklung Udjo, Jalan Padasuka, Kota Bandung. Rapid test antigen gratis yang diselenggarakan oleh Pemerintah Kota Bandung melalui Dinas Kesehatan Kota Bandung dan Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Kota Bandung tersebut dilakukan secara acak. - (ABDAN SYAKURA/REPUBLIKA)

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement