Jumat 22 Jan 2021 17:36 WIB

Kementerian ESDM: Pemasangan PLTS Atap Baru 21 MW

Kementerian ESDM tengah merevisi regulasi guna mendorong PLTS Atap.

Rep: Intan Pratiwi/ Red: Fuji Pratiwi
Seorang warga pemilik panel surya membersihkan panel Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) Atap rumahnya (ilustrasi). Kementerian ESDM menyebut, pengguna PLTS Atap baru sekitar 3.000 pelanggan dengan daya sekitar 21 megawatt (MW).
Foto: Antara/Harviyan Perdana Putra
Seorang warga pemilik panel surya membersihkan panel Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) Atap rumahnya (ilustrasi). Kementerian ESDM menyebut, pengguna PLTS Atap baru sekitar 3.000 pelanggan dengan daya sekitar 21 megawatt (MW).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Direktorat Jederal Energi Baru Terbarukan dan Konservasi Energi (EBTKE) Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) menyatakan, saat ini jumlah pelanggan PT PLN (Persero) yang telah memasang Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) Atap baru 3.000 pelanggan.

Direktur Aneka Energi Baru dan Energi Terbarukan Ditjen EBTKE Kementerian ESDM Harris mengatakan, jumlah tersebut memang tidak terlalu tinggi. Namun, Kementerian ESDM meyakini ke depan jumlahnya akan bertambah.

Baca Juga

"Saat ini sudah ada 3.000 pelanggan yang memasang PLTS Atap, kapasitasnya 21 megawatt (MW). Ini memang belum begitu tinggi, tapi semoga bisa terakselerasi," kata Harris, Jumat (22/1).

Harris menjelaskan, saat ini Kementerian ESDM tengah merevisi regulasi penggunaan PLTS Atap. Ia berharap adanya perbaikan regulasi bakal mendorong pemanfaatan PLTS Atap di Tanah Air. Diharapkan peningkatannya bisa mencapai 70 MW per. Tahun lalu kapasitas terpasang PLTS Atap sebesar 13,4 MW.

"Semoga kita bisa bikin satu revisi lagi agar akselerasi PLTS Atap dari sisi regulasi dan implementasi bisa berjalan dengan baik," ujar dia.

Kementerian ESDM menargetkan kapasitas PLTS bisa mencapai 17.687 MW pada 2035. Dari target tersebut, kontribusi PLTS Atap diharapkan bisa mencapai 2.904 MW. Jumlah itu terdiri atas pemasangan di gedung pemerintah 111,7 MW, bangunan dan fasilitas milik BUMN 1.426 MW, industri dan bisnis 624,2 MW, serta rumah tangga 648,7 MW.

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement