REPUBLIKA.CO.ID -- "Pak, tolong bangunkan masjid ini," ujar Ketua Yayasan Mualaf Ikhlas Madani Indonesia (Mukmin), Kabupaten Kuningan, Ade Supriadi, saat menirukan ucapan salah seorang warga di Blok Pugag, Dusun Kujangsari, Desa Kutawaringin, Kecamatan Selajambe, Kabupaten Kuningan.
Ade mengaku sangat miris dan prihatin mendengar permintaan warga di blok tersebut. Betapa tidak, masjid yang diberi nama Al Jihad itu tak pernah tersentuh perbaikan sejak pertama kali didirikan pada 50 tahun silam.
Kerusakan pun terjadi di berbagai bagian masjid. Seperti, misalnya, plafon masjid yang kini telah berlubang sehingga bocor saat hujan. Lantai keramiknya pun sudah banyak yang pecah, bahkan terlepas. Tembok mulai rapuh dan kayu penyangga masjid juga sudah lapuk dimakan usia.
"Masjid itu dikhawatirkan mau roboh, sudah tidak layak," kata Ade, kepada Republika, Kamis (21/1).
Padahal, Masjid Al Jihad merupakan satu-satunya masjid di daerah tersebut. Meski hanya berukuran 8X8 meter persegi, masjid itu menjadi tempat ibadah utama bagi Muslim di sana, termasuk untuk penyelenggaraan sholat Jumat.
Selain menjadi tempat ibadah sholat lima waktu, Masjid Al Jihad selama ini juga menjadi pusat pembinaan para mualaf di dusun tersebut. Di masjid itulah, pengurus dan relawan Yayasan Mukmin memberikan pembinaan kepada para mualaf di sana sepekan sekali.
Pembinaan yang diberikan kepada mualaf itu terutama yang menyangkut akidah, ibadah, fikih, maupun sosial ekonomi. Diharapkan, pembinaan tersebut bisa menjadi benteng yang menguatkan keimanan para mualaf dan Muslim dari godaan akidah di tengah kesulitan mereka.