Jumat 22 Jan 2021 06:54 WIB
Inspira

Creativepreneur

Semakin senang kita membuat karya semakin ada saja sesuatu yang baru akan dihasilkan.

Kreativitas (ilustrasi)
Kreativitas (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, Oleh Erik Hadi SaputraKaprodi Ilmu Komunikasi dan Direktur Kehumasan & Urusan  Internasional, Universitas AMIKOM Yogyakarta.

Pembaca yang kreatif, dalam acara talkshow RBTV membangun creativepreneur, presenter bertanya bagaimana caranya membangun passion kreatif? Sebenarnya kreativitas itu akan muncul ketika orang secara konsisten bergerak membuat karya atau produk. 

Ide itu bisa saja muncul dari diri sendiri dan itu menjadi sesuatu yang orisinal. Namun bisa juga dengan cara kita melihat apa yang dilakukan oleh orang lain. 

Setelah itu masukkanlah sesuatu sebagai penciri khas dari produk anda (keunikan). Semakin senang kita membuat karya semakin ada saja sesuatu yang baru akan dihasilkan. Semakin kita hanya mengeluh dan melamun tidak jelas maka semakin jauh ide yang didapatkan. 

Seorang influencer Rona Guines mengatakan creativepreneur bisa mengubah sesuatu yang standar menjadi lebih menarik. Pertanyaan terkadang muncul: Sesuatu yang menarik itu seperti apa?

Ketertarikan setiap orang tidak sama. Saya bertanya ke Mbak Rona, apa yang membuat seketika follower Instagram (IG) miliknya berubah cepat dari 1K menjadi 11K hanya dalam waktu satu pekan?

Bagi rata-rata pengguna IG ini menjadi sesuatu yang wow. Artinya proses yang dilakukan itu organik (tidak diiklankan). 

Ternyata hal yang tidak terpikirkan oleh sebagian orang adalah Mbak Rona sering menceritakan produk minuman dan makanan yang dia beli termasuk produk anak-anak. Semakin sering dia menceritakan, orang semakin menikmati dan tertarik caranya bercerita. 

Itu tentu tidak hanya sekali. Butuh konsistensi dengan banyak produk. Tantangannya terletak pada konsistensi. Begitu banyak yang memulai namun ternyata beberapa waktu kemudian melupakannya. 

Pada pekan pertama terlihat bersemangat. Dalam perjalanannya, jika tidak mendapatkan respons dari orang lain, bahkan ketika ada orang yang memberikan jempol terbalik muncullah kekecewaan. Sepertinya cara kita berbicara perlu disesuaikan. 

Saya membaca data yang dibagikan oleh sahabat saya Dony Arius, seorang konsultan digital marketing. Apa konten yang disukai orang dari acara podcast? Ternyata jawaban teratas adalah orang menyukai konten hiburan sebagai paling teratas yang paling menarik. Pilihan kedua adalah gaya hidup dan ketiga teknologi, disusul berikutnya pendidikan dan bisnis. 

Hal yang menarik tadi bisa menjadi pembelajaran bahwa ketika kita ingin mengenalkan produk maka sisipkanlah sisi hiburan, lifestyle, dan teknologi agar lebih mendekatkan kita ke calon customer. 

Pembaca yang kreatif, saya akan memberikan sesuatu yang sangat sederhana sebagai contoh. Ketika suatu produk dianggap biasa oleh banyak orang ternyata seseorang bisa mengolahnya menjadi lebih baik dengan branding yang menarik. Misal ketika Anda ingin menjual es teh. Jika Anda mengetahui harga modal es teh dengan gula dicairkan dan teh diseduh terlebih dahulu dalam kondisi air teh, mungkin harganya tidak sampai Rp 1.000. 

Namun ketika es teh diberikan nilai estetis pada kemasannya, walaupun minimalis akan terlihat sangat menarik dan laku. Apalagi diberikan nama yang simpel dan mengena di hati sebagai sesuatu yang menghibur (membuat orang tersenyum dan ingat kepada kenangan lama). 

Apa yang terjadi? Orang akan rela membeli lima sampai 20 kali lipat dari harga modalnya. Mengapa begitu? Karena anda memasukkan sisi lifestyle pada minuman. Minum es teh, namun mendapatkan sesuatu yang bikin mereka senang. 

Pembaca yang kreatif, mungkin Anda juga memiliki sesuatu yang sudah Anda jalankan. Saatnya memberikan penguatan yang kuat di hati orang lain atau calon customer Anda. Buatlah sesuatu yang menghibur karena itu yang sedang mereka cari saat ini. Sehat dan sukses selalu.

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement