Kamis 21 Jan 2021 04:10 WIB

Tiga Juta Dosis Vaksin Covid-19 Selesai Diolah

Ada 329 juta dosis vaksin yang saat ini masih dalam tahap negosiasi harga dan jumlah

Menteri BUMN Erick Thohir (kedua kiri) didampingi Wakil Menteri BUMN I Pahala Nugraha Mansury (kiri), Wakil Menteri BUMN II Kartika Wirjoatmodjo (kedua kanan) dan Direktur Utama PT Bio Farma (Persero) Honesti Basyir (kanan) mengikuti rapat kerja dengan Komisi VI DPR di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Rabu (20/1/2021). Rapat tersebut membahas pelaksanaan pembelian vaksin COVID-19.
Foto: Dhemas Reviyanto/ANTARA
Menteri BUMN Erick Thohir (kedua kiri) didampingi Wakil Menteri BUMN I Pahala Nugraha Mansury (kiri), Wakil Menteri BUMN II Kartika Wirjoatmodjo (kedua kanan) dan Direktur Utama PT Bio Farma (Persero) Honesti Basyir (kanan) mengikuti rapat kerja dengan Komisi VI DPR di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Rabu (20/1/2021). Rapat tersebut membahas pelaksanaan pembelian vaksin COVID-19.

REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA - PT Biofarma telah selesai mengolah 3 juta dosis vaksin Covid-19 Sinovac dari bahan baku mentah. Direktur Utama Biofarma Honesti Basyir mengatakan, 3 juta dosis vaksin tersebut adalah bagian dari 15 juta dosis bulk Coronavac produksi Sinovac yang dikirimkan ke Indonesia pada 12 Januari lalu.

"Sampai hari ini (kemarin-Red) saya dapat laporan terakhir sudah ada 3 juta dosis yang sudah selesai diproduksi," ujar Honesti dalam rapat kerja di Komisi VI DPR RI, Rabu (20/1).

Menurut Honesti, total bahan baku vaksin yang akan dikirimkan perusahaan asal Negeri Tirai Bambu tersebut sebanyak 140 juta dosis. Nantinya proses pembuatan vaksin olahan ini akan dilakukan dalam beberapa batch. Proses produksi sudah dilakukan 14 Januari. "Jadi, dalam tiga pekan ada tiga batch proses produksi kita dan satu batch itu kira-kira satu juta dosis," ujar dia.

Biofarma, Honesti melanjutkan, segera mengirimkannya kepada Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM). "Kita lagi proses quality control untuk nanti kita kirimkan ke BPOM untuk mendapat floor released. Baru nanti kita distribusikan kalau sudah dapat released dari BPOM," kata dia.

Honesti menambahkan, selain Sinovac yang sudah lebih dulu datang, ada sekitar empat jenis vaksin yang saat ini sedang dalam negosiasi. Ia mengaku sudah mengantongi komitmen dari penyuplai vaksin asal Eropa, Covex, sebesar 54 juta dosis. Namun, kata Honesti, jika Covex menyatakan ada kelebihan produksi, pemerintah bisa mengantongi 54 juta dosis lagi.

"Artinya, masih ada potensial 108 juta dosis dari mereka. Ini bisa mengakomodasi 20 persen dari total populasi yang mendapatkan vaksin," ujar Honesti.

Baca juga : Biofarma Tunggu Kemenkes untuk Distirbusi Vaksin ke Daerah

Selain Covex, Biofarma juga sedang bernegosiasi dengan Astra Zeneca. Honesti mengaku sudah mengantongi komitmen dari AstraZeneca sebesar 50 juta dosis. Namun, jika Covex sudah bisa memberikan 108 juta dosis, opsi dari AstraZeneca ini tidak diambil oleh pemerintah.

"Selain itu, dari Pfizer sebenarnya kita juga masih nego. Mereka rencana ada 50 juta dosis untuk kita. Pekan depan harapannya nego ini bisa selesai," ujar Honesti.

Sementara untuk jenis vaksin yang dikeluarkan Moderna dan Sinopharm, Biofarma belum sampai pada tahap negosiasi harga dan dosis. Sebab, masih menunggu dari keputusan AstraZeneca dan Covex mengenai dosis yang tersedia.

Secara total, kata Honesti, ada sekitar 329 juta dosis vaksin yang saat ini masih dalam tahap negosiasi harga dan jumlah dosis. Namun, untuk potensial dosis (merujuk tambahan potensial dosis dari Moderna dan Sinopharm), ada sekitar 434 juta dosis vaksin.

"Namun, jika memang Covex bisa menyetujui 108 juta dosis, total keseluruhannya kita punya 633 juta dosis. Sementara kebutuhan dosis vaksin untuk seluruh masyarakat Indonesia ada 426 dosis," ujar Honesti.

Dalam rapat yang sama, Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Erick Thohir mengatakan, kapasitas produksi vaksin Covid-19 milik PT Biofarma saat ini sudah mencapai 250 juta kapasitas produksi. Kapasitas produksi itu telah memenuhi standar internasional yang disampaikan Global Alliance for Vaccines and Immunisation (Gavi) atau Aliansi Global untuk Vaksin dan Imunisasi di Swiss.

Selain dari Gavi, Erick melanjutkan, Biofarma juga telah mengantongi sertifikat cara pembuatan obat yang baik (CPOM) untuk 100 juta produksi vaksin dari BPOM. Sementara 150 juta sisanya ditargetkan mendapatkan sertifikat CPOB pada Maret mendatang. "(Sebanyak) 250 juta yang sudah disiapkan produksinya di Biofarma kita nyatakan siap dan spesifikasinya sudah ada. Tinggal menunggu di Maret," ujar Erick.

Erick menambahkan, Biofarma bukan hanya menambah kapasitas produksi vaksin Covid-19, melainkan juga meningkatkan teknologi produksi. Semula Biofarma hanya bisa inactivatedvirus dan protein rekombinan, tapi saat ini sudah bisa melakukan teknologi yang lebih tinggi, seperti viral factoratau mRNA. (intan pratiwi/muhammad nursyamsi, ed:mas alamil huda)

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement