Kamis 21 Jan 2021 12:44 WIB

Normalisasi Sungai Serang Diyakini Atasi Banjir Kulon Progo

Bugel daerah rendah, sehingga permukiman dan area persawahan pasti banjir saat hujan.

Sejumlah relawan mengevakuasi barang berharga milik warga korban banjir di kawasan Panjatan, Kulon Progo, DI Yogyakarata, Senin (18/03/2019).
Foto: Antara/Andreas Fitri Atmoko
Sejumlah relawan mengevakuasi barang berharga milik warga korban banjir di kawasan Panjatan, Kulon Progo, DI Yogyakarata, Senin (18/03/2019).

REPUBLIKA.CO.ID, KULON PROGO -- Warga Kecamatan Panjatan, Kabupaten Kulon Progo, Daerah Istimewa Yogyakarta, berterima kasih kepada Balai Besar Wilayah Sungai Serayu Opak karena menormalisasi Sungai Serang dan anak-anak sungai sehingga setahun terakhir tidak terjadi banjir.

Salah seorang warga Panjatan, Suyatno, mengatakan sejak BBWSSO melalukan normalisasi Sungai Serang, kawasan Panjatan, Galur, dan Wates sudah tidak banjir, kalaupun ada genangan airnya langsung surut.

"Kami berterima kasih kepada BBWSSO yang telah melakukan normalisasi, meski belum merata tapi sudah 90 persen dapat mengurangi bencana banjir yang menjadi langganan setiap tahun, khususnya saat curah hujan tinggi," katanya.

Ia mengatakan di Bugel, tempat tinggalnya, memiliki letak geografis rendah, sehingga permukiman dan area persawahan pasti tergenang saat hujan dengan intensitas tinggi mengguyur Kulon Progo dalam durasi lebih dari lima jam. Namun, satu tahun terakhir, banjir sudah tidak lagi menggenangi permukiman dan persawahan.

Anggota DPRD Kabupaten Kulon Prog Edi Priyono meminta BBWSSO melakukan normalisasi Sungai Serang, Sungai Bogowonto, dan anak-anak sungai untuk mengatasi banjir di wilayah ini secara berkesinambungan.

Dalam dua tahun terakhir, katanya, normalisasi Sungai Serang dan Sungai Bogowonto serta anak-anak sungai mampu menekan banjir di Kecamatan Wates, Panjatan, Galur, Lendah, dan Temon. Proyek penanganan banjir wilayah selatan di Kulon Progo meski belum dikerjakan secara tuntas, hasilnya dapat dirasakan masyarakat.

"Hal ini terbukti, satu minggu terakhir, Kulon Progo diguyur hujan dengan intensitas tinggi, tapi tidak terjadi genangan seperti tahun-tahun sebelumnya. Untuk itu, kami berharap normalisasi dilakukan secara periodik dan berkelanjutan," kata dia.

Ia mengatakan selama 1984 hingga 2000-an, Sungai Serang dan Sungai Bogowonto serta anak-anak sungai tidak dilakukan normalisasi, dampaknya banjir tahunan selalu muncul.

"Harapannya, ketika dilakukan secara normalisasi secara periodik, maka bencana banjir selatan di Kulon Progo dapat teratasi dengan naik," katanya.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement