Rabu 20 Jan 2021 18:40 WIB

Inggris Masih Enggan Longgarkan Lockdown

Pelonggaran lockdown di Inggris belum akan dilakukan dalam waktu dekat.

Rep: Kamran Dikarma/ Red: Nur Aini
 Pejalan kaki berjalan di jembatan Millennium di London, Inggris, 05 Januari 2021. Inggris telah memasuki penguncian nasional terberat sejak Maret untuk membantu membendung gelombang meningkatnya kasus penyakit coronavirus (COVID-19) di seluruh negeri. Perdana Menteri Inggris Boris Johnson mengumumkan pada 4 Januari malam bahwa akan ada penguncian nasional ketiga di Inggris. Peraturan tersebut, diharapkan akan tetap berlaku hingga pertengahan Februari, akan diajukan di parlemen pada 5 Januari dan akan dilakukan pemungutan suara pada 6 Januari.
Foto: EPA-EFE/FACUNDO ARRIZABALAGA
Pejalan kaki berjalan di jembatan Millennium di London, Inggris, 05 Januari 2021. Inggris telah memasuki penguncian nasional terberat sejak Maret untuk membantu membendung gelombang meningkatnya kasus penyakit coronavirus (COVID-19) di seluruh negeri. Perdana Menteri Inggris Boris Johnson mengumumkan pada 4 Januari malam bahwa akan ada penguncian nasional ketiga di Inggris. Peraturan tersebut, diharapkan akan tetap berlaku hingga pertengahan Februari, akan diajukan di parlemen pada 5 Januari dan akan dilakukan pemungutan suara pada 6 Januari.

REPUBLIKA.CO.ID, LONDON -- Menteri Dalam Negeri Inggris Priti Patel mengatakan negaranya belum bisa berspekulasi tentang kapan penerapan karantina wilayah (lockdown) bakal diperlonnggar atau dicabut. Ia menyebut kondisi belum memperlihatkan apakah hal itu dapat dilakukan dalam waktu dekat.

"Kita masih dalam situasi berbahaya," kata Patel saat diwawancara Sky News pada Rabu (20/1).

Baca Juga

Dia mengatakan kasus dan kematian akibat Covid-19 di Inggris masih terus meningkat. “Ketika kita masih melihat angka rawat inap, sekarang mencapai lebih dari 38 ribu orang, dengan jumlah orang yang masih meninggal akibat virus korona, dengan jumlah rawat inap yang terus meningkat, ini bukan saatnya berbicara tentang tindakan pelonggaran. Jalan kita masih panjang,” ujarnya.

Sebelumnya Menteri Luar Negeri Inggri Dominic Raab mengungkapkan pemerintahan saat ini sedang berupaya agar bisa mencabut peraturan lockdown secepat mungkin. “Pada awal musim semi, semoga pada bulan Maret, kami akan berada dalam posisi untuk membuat keputusan itu. Saya pikir benar untuk mengatakan kita tidak akan melakukan semuanya dalam satu ledakan besar," katanya saat diwawancara Sky News pada 17 Januari lalu.

 

Sejauh ini Inggris telah mencatatkan lebih dari 3,4 juta kasus Covid-19 dengan kematian melampaui 91 ribu jiwa. 

sumber : Reuters
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement